Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Permata Dalima Serpong mengatakan momen mudik merupakan waktu yang paling ditunggu untuk berkumpul bersama keluarga, biasanya masyarakat akan menempuh perjalanan dengan menggunakan moda transportasi apapun untuk tiba di kampung halaman.

Sayangnya, tidak dapat dipungkiri bahwa perjalanan tersebut mungkin menjadi waktu yang buruk bagi sebagian orang yang mudah mabuk perjalanan.

“Ini harus diperhatikan ya, mabuk perjalanan itu dapat terjadi akibat otak menerima sinyal yang berbeda dari beberapa anggota tubuh,” kata dr. Surya Ulhaq, Sp.PD dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Kenali penyebab mabuk perjalanan, dan cara mencegahnya

Baca juga: Pakar kesehatan Unmuh Jember beri tips mudik Lebaran sehat dan aman


Surya mencontohkan kondisi seseorang yang mengalami mabuk perjalanan dalam sebuah kendaraan, matanya seakan melihat pepohonan bergerak, sedangkan otot maupun sendiri mereka merasa tubuh diam dan tidak bergerak.

Akibatnya adanya ketidaksinkronan tersebut, otak tidak bisa memproses informasi apakah tubuh benar diam atau bergerak. Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka terdapat kemungkinan orang itu akan mengalami fobia atau kecemasan terhadap perjalanan jauh, migrain hingga penyakit Parkinson.

Guna mengatasi mabuk perjalanan, Surya menyarankan agar kondisi tersebut diatasi dengan mengatur posisi duduk hingga mendapatkan posisi nyaman. Misalnya duduk di bagian dekat jendela atau menghadap lurus ke depan.

Selama perjalanan, pastikan untuk tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah yang terlalu banyak atau terlalu kenyang sebelum berpergian.

Selain itu, masyarakat dianjurkan agar tidak membaca buku atau bermain ponsel saat perjalanan. Hal tersebut dapat menjaga tubuh dalam kondisi yang nyaman dan mencegah timbulnya rasa mual selama perjalanan.

Kalaupun mabuk dirasa tidak berkurang, masyarakat dapat tidur dan beristirahat sebentar sebelum kembali memulai perjalanan.

“Cara lainnya bisa konsumsi makanan ringan atau bisa dibantu permen yang berasa mint. Itu bisa mengurangi mabuk di perjalanan. Jangan lupa tidur enam jam sebelum melakukan perjalanan,” ucap dia.

Selain penanganan mandiri, mabuk perjalanan juga dapat diatasi dengan meminum obat anti mabuk. Surya menjelaskan supaya kinerja obat lebih efektif, obat dapat diminum dalam kurun waktu satu atau dua jam sebelum melakukan perjalanan.

Menurut dia, beberapa jenis obat anti mabuk sudah bisa dibeli secara bebas oleh masyarakat di apotek terdekat. Obat-obat itu biasanya mengandung dimenhydrinate yang berfungsi untuk mencegah mual dan muntah selama perjalanan.

“Tapi diingat ada obat-obat yang juga memerlukan resep dokter, di antaranya domperidone, metoclopramide dan ondansetron,” ujar Surya.

Dalam kesempatan tersebut, Surya turut menyebut bahwa mabuk perjalanan akan berisiko lebih tinggi terjadi pada orang yang berusia 2 sampai 12 tahun, gemar bermain ponsel atau membaca saat berkendara dan tidak memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan.

Pihak lain yang rentan mengalami mabuk perjalanan adalah orang yang sedang mengalami perubahan hormonal akibat kondisi tertentu, seperti ketika menstruasi, hamil atau sedang mengonsumsi pil KB.

Baca juga: Dokter: Ibu hamil perlu ganti posisi duduk maksimal dua jam sekali

Baca juga: Cek USG hingga bawa cemilan jaga ibu hamil sehat selama mudik

Baca juga: Atur waktu mudik agar anak tidak lelah di jalan

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024