Setelah dilakukan pemeriksaan, Surahman didiagnosa leukoma pada kornea yang disebabkan oleh adanya infeksi akibat percikan limbah sampah dan tidak melakukan penanganan secara tepat
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi menyalurkan bantuan pengobatan sekaligus Atensi bagi Surahman (37) yang mengalami gangguan mata sebelah kanan akibat serpihan limbah sampah di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi.
 
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Sabtu malam, Kementerian Sosial lekas memeriksakan Surahman ke Poli Mata RSUD Kota Bekasi usai mengetahui kondisinya.

Baca juga: Kemensos beri bantuan ternak bebek untuk perawatan anak disabilitas
 
“Setelah dilakukan pemeriksaan, Surahman didiagnosa leukoma pada kornea yang disebabkan oleh adanya infeksi akibat percikan limbah sampah dan tidak melakukan penanganan secara tepat,” ucap dokter Etika widhiastuti.
 
Meskipun tidak ada tindakan operasi yang dapat dilakukan karena jaringan parut sudah terbentuk, dokter saat itu memberikan obat tetes mata untuk mengurangi keluhan seperti mata terasa mengganjal dan kering, serta menyarankan Surahman untuk menjaga imunitas tubuhnya.
 
Tidak hanya itu, dukungan psikososial juga diberikan agar Surahman tetap semangat, sementara bantuan Atensi berupa kebutuhan dasar, nutrisi, dan kebersihan diri turut disediakan.
 
Selanjutnya, pada 18 Maret 2024, Surahman menjalani operasi katarak setelah pemeriksaan di poli mata Kirana RSCM.
 
Kemudian pada 30 Maret 2024, Kementerian Sosial memberikan bantuan kewirausahaan untuk usaha martabak telur beserta perlengkapan sekolah untuk anak pertama Surahman.

Baca juga: Mensos: Program Pena atasi kemiskinan ekstrem dengan anggaran terbatas
 
Surahman mengaku sudah hampir satu tahun tidak bisa melihat dengan jelas. Awalnya hanya terasa perih ketika bekerja, lama kelamaan tampak bola matanya terdapat titik berwarna putih.
 
Setelah merasakan perih di matanya, ia memeriksakan diri ke puskesmas terdekat yang kemudian memintanya untuk menjalani tindakan lanjutan berupa operasi.
 
Di atas 'gunung sampah' Bantargebang, Surahman setiap harinya mencari penghasilan. Sudah 10 tahun Surahman menggeluti usaha itu untuk menafkahi keluarganya. Kondisi tempat pembuangan akhir yang penuh debu dan kotoran itulah yang merusak penglihatan mata kanannya
 
“Terima kasih kepada Kementerian Sosial karena sudah membantu kami untuk bangkit kembali berjuang dan semangat bagi saya dan keluarga untuk menghadapi situasi ini,” ucap Surahman.

Baca juga: Mensos: 21.333 penerima program Pena kini mandiri dari bansos 

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024