Solo (ANTARA) - Kajian Muslimah dari Solo, Jawa Tengah mengajak 100 perempuan mandiri menggaungkan motivasi untuk masyarakat sekitar.

Ketua Kajian Muslimah Rotary, Rita Helmi di Solo, Jawa Tengah, Minggu, mengatakan mengajak 100 wanita dari berbagai lintas pekerjaan untuk saling sinergi.

"Kami mengajak ibu-ibu mandiri, ada yang sebagai penunggu kuburan, pemandi jenazah, buruh gendong, tukang parkir, tukang pungut sampah, marbot masjid, ada yang suka bersih-bersih di kuburan," katanya.

Baca juga: AIMF-ACT, KBRI Canberra selenggarakan kajian Ramadhan kesehatan mental

Menurut dia, keberadaan mereka harus diapresiasi, karena mampu mandiri dengan pekerjaan yang tidak mudah demi menjadi pahlawan bagi keluarga masing-masing.

"Oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini kami memperingati Hari Kartini sekaligus berbagi dengan mereka, kami memberikan apresiasi kepada mereka," katanya.

Salah satu penerima apresiasi adalah warga Kecamatan Pasarkliwon Kusyani. Ia mengaku sudah lima tahun terakhir aktif menjadi sopir ambulans relawan.

Ia mengatakan menjadi sopir ambulans juga menjadi bagian dari upayanya untuk mengajarkan arti kemanusiaan kepada anak-anak sekitar tempat tinggalnya.

"Di kampung saya banyak anak yang kemudian saya kumpulkan untuk menjadi relawan kemanusiaan. Terus saya ajarkan tentang manfaat hidup bagi banyak orang, salah satunya kami mempunyai satu unit ambulans ini untuk melayani masyarakat di Kota Solo," katanya.

Ia mengatakan ambulans tersebut digunakan untuk melayani masyarakat secara gratis. Menurut dia, tidak ada pungutan apapun yang ditarik oleh para relawan.

Baca juga: ACT Aceh gelar kajian muslimah bersama Ummi Mulia di Banda Aceh

Baca juga: Muslimah Indonesia: keluarga pilar ketahanan negara


"Untuk operasionalnya kami belum ada anggaran khusus dari mana, tapi kami meyakini matematika Allah itu lebih indah. Misalnya, nih kayak ada teman saya karena tahu kita ambilnya gratis ada yang mau ikut nyumbang donasi membelikan bensin, eh tahu-tahu ada bensin," katanya.

Ia berharap apa yang dilakukannya bisa memotivasi banyak orang tanpa memandang gender.

"Tidak memandang laki-laki atau perempuan, yang penting adalah bagaimana kita bisa memberikan manfaat bagi banyak orang," katanya.
 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024