Jakarta (ANTARA) - Setelah melakukan pelayaran selama delapan hari, satu kapal kargo yang mengangkut 68 ton manggis berlabuh di Pelabuhan Qinzhou, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. Setelah melalui proses bea cukai dengan cepat, buah-buahan yang diimpor dari Indonesia tersebut diangkut ke provinsi-provinsi sekitarnya, Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Makau, dan Delta Sungai Yangtze.

Xinhua, Minggu, menyatakan, sebagai pusat penting di sepanjang Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru, Pelabuhan Qinzhou menjadi saksi kesibukan lalu lintas kereta antarmoda rel-laut yang mengangkut kargo dari negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke daerah-daerah di China yang terletak jauh dari pesisir.

"Dahulu, buah-buahan impor kami diturunkan dari Distrik Nansha, Guangzhou," kata Huang Liangsong, seorang karyawan Guangxi Zhengfan International Logistics Co Ltd, seraya menambahkan bahwa saat ini logistik impor di Pelabuhan Qinzhou lebih cepat dan hemat biaya berkat perluasan rute perdagangan luar negeri yang berkelanjutan. "Dengan datangnya musim buah, berbagai macam buah dari ASEAN akan dikirim ke pelabuhan ini pada tahun ini," ujarnya.

Guna mendorong lebih banyak produk pertanian dari negara-negara ASEAN masuk ke pasar China, Pelabuhan Qinzhou membangun beberapa jalur ekspres buah-buahan tropis serta mengoptimalkan rantai pendingin, penyimpanan dingin, dan infrastruktur pendukung lainnya.
 
   


"Kami meluncurkan jalur ekspres dari Laem Chabang di Thailand ke Qinzhou yang beroperasi empat kali dalam sepekan, dan buah-buahan dapat mencapai China dalam waktu tiga hari," kata Zuo Kongtian, seorang pejabat di area Pelabuhan Qinzhou di Kawasan Perdagangan Bebas Guangxi.   

Awal April adalah puncak pertama masuknya buah-buahan tropis dalam jumlah besar ke Youyi Pass, jalur darat terbesar dan paling strategis di China menuju Vietnam dan Asia Tenggara. Di jalur darat tersebut, truk-truk yang mengangkut durian dan nangka matang tampak mengantre untuk melewati proses bea cukai.

Menurut statistik bea cukai, dari Januari hingga Februari tahun ini, impor buah-buahan dari Pelabuhan Qinzhou mencapai lebih dari 3.300 ton dan nilainya mencapai 25,43 juta yuan (1 yuan = Rp2.199), atau masing-masing melonjak 178,4 persen dan 292,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Lengkeng, kelapa, mangga, dan manggis mencakup sebagian besar dari buah-buahan impor tersebut.

Selain itu, pendirian pusat perdagangan buah dengan negara-negara ASEAN di Qinzhou juga turut berkontribusi terhadap kemudahan proses bea cukai. "Kami telah menyiapkan 'jalur hijau' buah yang masuk untuk mengurangi waktu tunggu dan menghindari penahanan, guna memastikan proses bea cukai yang efisien," kata Cao Teng, seorang petugas di Bea Cukai Pelabuhan Qinzhou.

Menurut statistik bea cukai setempat pada 2023, nilai impor buah melalui Youyi Pass, yang berjarak lebih dari 200 kilometer dari Pelabuhan Qinzhou, yang terletak di perbatasan China-Vietnam di Guangxi, mencapai 23,88 miliar yuan, atau mewakili lonjakan sebesar 262,3 persen (yoy).
 
  


Menurut Wang Zhengbo, presiden perusahaan manajemen rantai pasokan yang berbasis di Guangxi, peluang bisnis untuk kolaborasi antara China dan ASEAN terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan permintaan, jumlah, dan variasi barang dalam perdagangan lintas perbatasan serta menandai peningkatan volume kargo yang berkelanjutan.

Tidak hanya sebagai koridor logistik, Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru juga merupakan koridor ekonomi dengan integrasi mendalam antara transportasi, logistik, perdagangan, dan industri, yang membawa peluang signifikan untuk kerja sama industri di antara negara-negara di sepanjang koridor tersebut.

"Dengan implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) yang efektif dan percepatan pembangunan koridor perdagangan darat-laut, kerja sama ekonomi dan perdagangan China dan ASEAN akan mengantarkan peluang baru," kata Zuo. 

Diluncurkan pada 2017, Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru adalah jalur perdagangan dan logistik yang dibangun bersama oleh sejumlah daerah setingkat provinsi di bagian barat China dan negara-negara anggota ASEAN. Saat ini, semakin banyak buah impor Asia Tenggara yang dapat mencapai pasar China setelah memasuki pelabuhan di Guangxi melalui koridor perdagangan darat-laut dengan transportasi darat, laut, dan kereta untuk memenuhi konsumsi yang beragam.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024