Bangli, Bali (ANTARA) -
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengemukakan perkembangan teknologi membuat pola berpikir Duta Generasi Berencana (Genre) semakin maju dan modern, terutama menyangkut peran mewujudkan pembangunan keluarga berencana.

"Perkembangan teknologi membuat para Genre di dunia pola pikirnya semakin maju dan modern sehingga dunia bisa dikendalikan hanya lewat jempol saja," kata dia dalam siaran pers Diskominfo Bangli di Bangli, Senin.

Ia mengatakan hal itu saat membuka acara Grand Final Pemilihan Duta Genre di Kantor Bupati Bangli, Provinsi Bali.

Ia mengaku adanya dampak negatif atas kemajuan teknologi jika pemanfaatannya tidak tepat.

"Namun di satu sisi juga terdapat hal yang negatif, yang bilamana anak muda kita harus benar-benar bisa memahami teknologi mana yang bisa bermanfaat bagi kehidupan kita," katanya.

Ia menyebut 90 persen dari total waktu keseharian generasi muda memegang gawai.

Oleh karena itu, ujarnya, orang tua berperan penting dalam pengawasan terhadap anak-anaknya terkait dengan pemanfaatan gawai agar pemakaian perangkat itu ke arah pengaruh positif. 

"Jika kita lihat, generasi muda saat ini 90 persen kesehariannya hanya memegang gadget. Maka dari itu saya tekankan agar para orang tua agar lebih mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai perkembangan teknologi yang seharusnya membuat dampak positif malah bisa terbawa ke arah negatif," katanya.

Baca juga: Duta genre solusi cegah remaja nikah dini 

Ia juga mengemukakan perkembangan teknologi merupakan bentuk penjajahan baru ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi.

Maka dari itu, katanya, pemahaman terhadap seluruh norma, etika, dan kesopanan harus diajarkan dengan baik oleh orang tua kepada anak-anaknya.

"Agar bisa lebih siap untuk menerima kompetisi dan tantangan yang lebih ketat dalam kehidupan mereka ke depan," ujar Bupati Sedana Arta.

Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Made Ari Listiani ​​​​​​mengatakan BKKBN salah satu instansi yang berperan aktif membantu, membina, dan menyiapkan masa depan remaja agar dapat merencanakan kehidupan berkeluarga serta menjawab tantangan mereka.

Program Genre, katanya, salah satu program BKKBN dalam rangka menyiapkan kehidupan kalangan remaja dalam berkeluarga, melangsungkan jenjang pendidikan, berkarir dalam pekerjaan, serta menikah dengan penuh perencanaan, sesuai sirkulasi kesehatan reproduksi.

"Sebagai orang tua tentunya kita tidak ingin para remajanya melakukan seks bebas, pernikahan usia dini ataupun bermasalah dengan narkoba dan yang lainnya. Untuk mewujudkan remaja yang bisa menjadi panutan dan teladan bagi teman sebayanya, perlu membentuk dan memilih Duta Genre di antara para remaja agar bisa mencerminkan dan merefleksikan remaja yang sehat, cerdas, dan ceria," katanya.

Ketua Forum Genre Kabupaten Bangli Ni Putu Reyna Pricilia mengatakan pemilihan Duta Genre untuk memilih remaja putra dan putri yang akan menjadi figur teladan dan motivator bagi generasi muda.

Mereka, ucapnya, memiliki peran penting memberikan wawasan tentang kesehatan reproduksi, serta menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba, seks bebas dan HIV/AIDS.

Berdasarkan seleksi, terpilih kategori putra untuk posisi pertama diraih I Putu Sudiarsa (SMAN 1 Bangli) dengan nilai 420,3, posisi kedua I Putu Adiarta (SMAN 1 Kintamani) dengan nilai 414,1, dan posisi ketiga diraih I Gede Rahardi (SMAN 1 Susut) dengan nilai 410,8.

Kategori putri untuk peringkat pertama Putu Isyana Gayatri (SMAN 1 Bangli) dengan nilai 427,3, posisi kedua diraih Ni Luh Suci Parwati (SMKN 1 Susut) dengan nilai 402,1, dan posisi ketiga Ni Kadek Ary Ragita (SMAN 1 Kintamani) dengan nilai 394,4.
 
Baca juga: Lewat GenRe, BKKBN tepis anggapan menikah dini lebih baik dari zina
Baca juga: Duta GenRe Magetan diminta terlibat dalam pencegahan stunting
Baca juga: BKKBN: Duta GenRe panutan remaja bangun keluarga terencana

 
 

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024