Dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi di lapangan, artinya secara manajemen ini sudah bagus, dengan membandingkan 2023 yang lalu
Karawang (ANTARA) - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa sistem rekayasa lalu lintas dua arah dalam satu lajur atau contraflow di Jalan Tol Trans Jawa tetap dibutuhkan.

Hal tersebut diungkapkannya dalam konferensi pers terkait peristiwa kecelakaan lalu lintas di kilometer 58 Tol Jakarta-Cikampek di kantor Jasamarga Transjawa Tol, Karawang, Jawa Barat, Senin malam.

Menurut dia, penerapan sistem contraflow di Jalan Tol Jakarta Cikampek tersebut tetap dibutuhkan untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas masa libur Lebaran.

Pasalnya, berdasarkan data dari PT Jasa Marga diketahui kendaraan yang datang dari arah barat Jawa (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi/Jabotabek) menuju arah timur ada sebanyak 605.689 unit atau meningkat 60-70 persen dibandingkan periode mudik Lebaran tahun 2023.

Baca juga: Kapolri: Penyebab pasti kecelakaan maut di km 58 masih didalami

Bahkan hingga H-2 ini diperkirakan masih menyisakan 30 persen lagi dari total jumlah masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun ini.

“Dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi di lapangan, artinya secara manajemen ini sudah bagus, dengan membandingkan 2023 yang lalu,” kata dia.

Hanya saja ketika ditanya apakah ada kaitan antara contraflow dengan kecelakaan tersebut, ia menyebutkan pihaknya masih melakukan evaluasi secara menyeluruh.

Baca juga: Pemprov Jabar siapkan mobil jenazah bagi korban kecelakaan Japek KM 58

Listyo pun memastikan evaluasi tersebut akan memanfaatkan semua data yang dimiliki, seperti catatan yang diperoleh melalui rekaman kamera pengawas (CCTV) ataupun hasil olah tempat kejadian perkara.

“Sehingga demikian ini semua bisa digunakan untuk dilakukan perbaikan ke depan,” ucapnya.

Kecelakaan di jalur lawan arah di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek terjadi pada Senin pagi. Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan yakni Bus Primajasa Nopol B 7655 TGD, Gran Max Nopol B 1635 BKT dan Daihatsu Terios.

Baca juga: Menko PMK ingatkan pemudik pastikan kondisi kendaraan dan tubuh fit

Selain dua orang luka-luka, terdapat 12 orang lainnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, terdiri atas tujuh laki-laki dan lima perempuan.

Korban meninggal dunia yang berjumlah 12 orang itu berada di ruang pemulasaran jenazah RSUD Karawang.

Pada peristiwa kecelakaan itu, mobil Gran Max dan Terios hangus terbakar. Ke-12 korban merupakan penumpang mobil Gran Max. Sedangkan dari mobil Terios tidak ada korban, dan dari bus Primajasa terdapat dua orang luka-luka.

Baca juga: Alasan mengapa jalur contraflow sangat berbahaya
Baca juga: Dua korban luka dalam kecelakaan di KM 58 masih dirawat di RS Rosela
Baca juga: Sopir Primajasa sempat hindari Gran Max di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek


Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024