Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Selasa pagi, melemah menjadi Rp9.073/9.078 dibanding akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.050/9.095 per dolar AS atau mengalami penurunan sebanyak 23 poin. "Rupiah melemah setelah dua hari lalu menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS, akibat aksi `profit taking` (ambil untung) oleh pelaku pasar," kata Analis Valas PT PaninBank Jasman Ginting di Jakarta, Selasa. Menurut dia, rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi, bahkan akan bisa berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS dan pada sore nanti kemungkinan akan kembali menguat. Apalagi pasar saham Asia cenderung menguat yang merupakan salah satu faktor pendukung rupiah dan bank sentral AS (The Fed) diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunganya. Apabila The Fed kembali menaikkan suku bunganya menjadi 5,50 persen, maka akan makin menambahkan perlambatan ekonomi AS yang mengakibatkan dolar AS terus terpuruk, tuturnya. Rupiah, lanjutnya, saat ini terkoreksi yang dinilai wajar, setelah menguat dua hari lalu dan biasanya pelaku mencari untung dan berspekulasi membeli dolar AS. "Kami optimis pasar akan kembali memburu rupiah yang pada akhir tahun ini diperkirakan akan bisa berada jauh dibawah level Rp9.000 per dolar AS," katanya. Sementara itu, di pasar global dolar AS naik menjadi 116 yen dari sebelumnya 115, dan euro jadi 1,2864 dari sebelumnya 1,2886 dan euro terhadap yen stabil pada 149,32. Jadi koreksi harga terhadap rupiah, karena aksi lepas mata uang lokal itu oleh pelaku lokal untuk mencari untung, katanya. Ia mengatakan aktifitas pasar agak ramai dengan dominasi aksi lepas rupiah, meski terlihat pelaku pasar masih hati-hati untuk melakukan aksi lepas yang lebih besar. "Kami melihat pasar masih ingin melihat kelanjutan dari kebijakan bank sentral AS apakah akan menaikkan suku bunga AS atau tetap mempertahankannya," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006