Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut bahwa sidang isbat penentuan Idul Fitri menjadi bentuk ikhtiar dan ruang dialog bagi umat Islam untuk saling bertukar pikiran.

"Sidang isbat ini sarana untuk bermusyawarah sekaligus menjadi titik temu bagi umat jika ada perbedaan-perbedaan dalam penentuan tanda-tanda Idul Fitri, juga bentuk ikhtiar agar umat Islam memiliki ruang dialog dan bertukar pikiran dalam menentukan kapan mulai melaksanakan ibadah dan berhari raya," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan penentuan awal bulan Qomariyah atau sistem penanggalan yang berdasarkan peredaran Bulan dalam Islam, merupakan ranah ijtihad, yang membutuhkan paling tidak tiga disiplin ilmu sekaligus, yaitu ilmu falak atau yang dikenal dengan ilmu astronomi, ilmu ijtihad atau menggunakan akal, pikiran, dan fisik, serta ilmu fiqih atau berdasarkan hukum dan dalil-dalil.

Dalam menentukan awal bulan Qomariyah, ia juga menjelaskan bahwa Kemenag selalu menggunakan dua metode yang tidak bisa dinegasikan satu sama lain, yakni hisab yang sifatnya informatif serta rukyat yang sifatnya konfirmatif.

"Idul Fitri menyangkut keputusan banyak pihak, baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat pada umumnya, maka keterlibatan pemerintah menjadi mutlak diperlukan," ujar dia.

Baca juga: Pemerintah tetapkan Idul Fitri 1445 Hijriah pada Rabu 10 April 2024

Kemenag telah menetapkan 1 Syawal 1445 H atau Idul Fitri tahun ini jatuh pada Rabu (10/4).

Hal tersebut ditentukan berdasarkan ketinggian hilal yang berkisar antara 4 derajat 52,7 menit hingga 7 derajat 37,8 menit dan elongasi berkisar antara 8 derajat 23,68 hingga 10 derajat 12,94 menit.

Menurut kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), angka tersebut telah memenuhi kriteria visibilitas hilal atau imkanu rukyat dengan tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.

Sidang isbat digelar Kamis, sejak pukul 17.00 WIB hingga ditutup dengan penetapan 1 Syawal/Idul Fitri. Kegiatan diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi oleh Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya.

"Ijtimak (posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari dalam satu bujur astronomis) sudah terjadi pada tadi dini hari tadi, pukul 01.20.47 WIB, bahkan yang menarik, ijtimak sudah terjadi pada Senin (8/4), pukul 18.20.47 waktu dunia atau universal time (UT)," katanya.

Kemenag juga telah melaksanakan rukyatulhilal di 127 tempat di Indonesia.

Baca juga: 1 Syawal besok, Kemenag: Ijtimak hilal sudah terjadi sejak dini hari
Baca juga: Sidang isbat penetapan Idul Fitri digelar 9 April 2024
Baca juga: Presiden Jokowi berharap Idul Fitri momentum saling memaafkan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024