Badung (ANTARA) - Kelompok penari Bali yang mementaskan Tari Kecak di Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu, Kabupaten Badung, mengaku sepanjang momentum Lebaran harus tampil dua kali sehari akibat lonjakan penonton.

“Minggu ini sejak Selasa (9/4) kita melihat lonjakan cukup tinggi, sebenarnya kapasitas penontonnya 1.000 orang tapi seperti saat ini antusiasme pengunjung tinggi, kita buat sampai pementasannya dua kali,” kata Ketua Seka Tari Kecak Uluwatu Kadek Adi Astawa.

Di Kabupaten Badung, Jumat, Kadek Adi mengatakan para penari bersyukur dengan kondisi ini meskipun harus menyiapkan tenaga lebih lantaran pada hari biasa mereka hanya pentas satu sekali sehari.

“Jadi ada yang menonton jam 18.00 Wita lalu kedua jam 19.00 Wita dengan kapasitas yang sama yaitu 1.000 orang, di libur Lebaran ini lihat lonjakannya untuk sesi dua pun masih dengan angka yang sama 1.000 orang,” ujarnya.

Menurutnya lonjakan penonton Tari Kecak ini tidak selalu terjadi, terakhir kali mereka merasakan berkah padatnya pengunjung ini pada momentum Natal dan Tahun Baru 2024 lalu.

Setelahnya yaitu pada Januari-Maret 2024 penonton mereka tak begitu banyak karena terdapat rentetan hari keagamaan Hindu dan dimulai bulan Ramadan yang jam berbuka puasanya berbarengan dengan jam pementasan.

Dari ribuan penonton sepekan, Kadek Adi mencatat sebanyak 40 persen dari mereka adalah wisatawan domestik, meski belum menyentuh setengahnya para penari melihat ini angka yang besar lantaran penonton mereka di hari normal biasanya dipadati wisatawan mancanegara.

“Kalau sekarang untuk penonton domestik hampir 40 persen, kalau pasar kita sebenarnya negara-negara asing cuma yang lagi tinggi selain domestik saat ini India, sisanya campur,” kata dia.

Umumnya, para penari di DTW Uluwatu ini memutuskan menambah jam pentas berdasarkan pemesanan di agen wisata yang diajak bekerja sama.

Seperti momentum Lebaran 2024 ini mereka melihat pemesanan tiket atraksi Tari Kecak pada agen wisata meningkat, sehingga berani membuka dua sesi.

Penari dari Sanggar Tari dan Tabuh Karang Boma itu memprediksi menari dalam dua sesi akan berlangsung sepekan, karena pada Senin (15/4) atau hari kerja wisatawan sudah meninggalkan Pulau Dewata.

Meski terjadi lonjakan penonton sampai dua kali lipat, kelompok tari tersebut memutuskan tidak mengubah harga dan jalan cerita pertunjukan.

Adapun harga tiket masuk untuk dewasa Rp150.000 dan anak-anak Rp75.000, selama satu jam penonton akan disuguhi penampilan dari 17 penari dan 15 penari kecak di tengah.

Baca juga: DTW Tanah Lot menambah tempat berfoto sambut wisatawan libur Lebaran
Baca juga: DTW Ulun Danu Beratan siap pentaskan kebudayaan Tari Kecak

Baca juga: 3.000 penari kecak tutup puncak Bulan Bung Karno 2023 di GBK
 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024