Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping mempersilakan generasi muda Taiwan untuk mengejar dan mewujudkan mimpi di China daratan terlebih karena masyarakat di dua sisi Selat Taiwan sama-sama bangsa China.

Hal tersebut disampaikan Xi Jinping saat bertemu dengan mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou di Beijing pada Rabu (10/4).

Ma memerintah pada 2008-2016 dari Partai Kuomintang sebelum akhirnya digantikan Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang memerintah sampai saat ini bahkan memenangkan pemilu Taiwan pada 13 Januari 2024.

"Generasi muda Taiwan dipersilakan untuk mengejar, membangun, dan mewujudkan impian mereka di daratan. Kami akan terus menciptakan kondisi yang lebih baik dan lebih banyak peluang bagi generasi muda dari kedua sisi selat untuk menjadi dewasa, berkembang, dan sukses," kata Xi dalam pernyataan tertulis.

Dalam pernyataan tersebut disebut perwakilan generasi muda Taiwan ikut hadir dalam pertemuan dan memberikan sambutan, namun tidak disampaikan siapa perwakilan yang dimaksud. Sedangkan Presiden Xi didampingi Ketua Komite Tetap Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC) Wang Huning dan Sekretaris Sekretariat Partai Komunis China Cai Qi, keduanya juga anggota Politbiro China.

"Generasi muda dari kedua belah pihak akan saling belajar, menikmati kebersamaan satu sama lain, dan berjalan dengan satu hati dan satu pikiran, mengambil alih tongkat estafet yang diwariskan oleh sejarah dan berkontribusi pada terwujudnya pembangunan nasional," tambah Xi.

Dalam perjalanannya, Presiden Xi menyebut bangsa China telah mencatatkan sejarah bahwa Taiwan dan China daratan tidak dapat dipisahkan dan mengukir fakta sejarah bahwa masyarakat di kedua sisi Selat memiliki hubungan darah.

"Masyarakat di kedua sisi Selat semuanya adalah orang China. Tidak ada simpul yang tidak dapat dilepaskan, tidak ada permasalahan yang tidak dapat dibicarakan, dan tidak ada kekuatan yang dapat memisahkan kita. Jarak Selat yang jauh tidak bisa memutuskan tali silaturahmi antar saudara sebangsa di seberang Selat, perbedaan sistem politik tidak mengubah kenyataan bahwa kedua sisi Selat adalah milik China dan satu negara," ungkap Xi.

Campur tangan pihak luar, kata Xi, tidak dapat mencegah reunifikasi nasional, dan seluruh warga China di kedua sisi Selat Taiwan telah bersatu dalam satu garis yang berkesinambungan, bertindak dalam solidaritas, dan saling membantu dalam kesulitan sepanjang sejarah.

"Pemuda adalah harapan negara dan masa depan bangsa. Kedua belah pihak akan memiliki masa depan yang sejahtera hanya jika generasi muda mereka memiliki aspirasi yang tinggi," tutur Xi.

Presiden Xi mendorong generasi muda dari kedua sisi Selat untuk bercita-cita menjadi lebih percaya diri dan yakin akan identitas mereka sebagai orang China, bekerja sama demi kemakmuran jangka panjang bangsa China dan terus menciptakan kejayaan baru.

Ia pun menyebut empat hal penting bagi kedua masyarakat di sisi Selat Taiwan yaitu pertama menjaga dengan tegas rumah bersama sebagai bangsa China yaitu tanah air tidak boleh terpecah-belah, negara tidak boleh digoyahkan, suku bangsa tidak boleh dipisahkan dan peradaban tidak boleh diganggu.

"Kedua, kita perlu bekerja sama demi kesejahteraan jangka panjang bangsa China. China memiliki kemampuan untuk memimpin lebih dari 1,4 miliar rekan senegaranya menuju kehidupan yang lebih baik, dan kami juga sepenuhnya mampu bekerja sama dengan rekan senegara di Taiwan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik," ungkap Xi.

Ketiga, Presiden Xi meminta agar ada rasa kebersamaan yang kuat terhadap bangsa China. Ia mengatakan masyarakat China daratan dengan tulus menyambut semua warga Taiwan untuk mengunjungi daratan sebanyak mungkin.

"Keempat, tetap berkomitmen untuk mencapai kebangkitan bangsa China. Kami tidak hanya mewujudkan cetak biru Sun Yat-sen tetapi bahkan mencapai lebih dari apa yang ia bayangkan. Roda sejarah terus bergulir menuju kebangkitan bangsa China di mana seluruh warga China di kedua sisi selat telah mencurahkan darah, keringat dan air mata," ujar Presiden Xi.

Ma Ying-jeou tidak banyak dilibatkan dalam kampanye Partai Kuomintang yang gagal untuk merebut kembali kursi kepresidenan pada pemilu Januari lalu.

Baca juga: Menlu China anggap Taiwan hanya lakukan pemilu lokal
Baca juga: Xinhua: Pertemuan Xi Jinping dan Ma Ying-jeou positif di Selat Taiwan
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024