Jakarta (ANTARA News) - Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan menilai pertumbuhan ekonomi 2014 tidak akan mencapai enam persen, dimana masalah defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan masih akan terus menjadi problem bagi pemerintah.

"Kayaknya agak berat untuk ke enam persen ya. Saya tidak yakin. Kalau Pak Agus (Gubernur BI) bilang 5,8-6,2 persen kan, tapi mungkin ke arah bawah, tidak akan ke atas," ujar Anton saat ditemui di Kantor Danamon di Jakarta Selasa.

Anton menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan trennya justru menurun, namun terbantu dengan adanya pemilihan umum yang diperkirakan berkontribusi hingga 0,2 persen.

"Tahun depan itu ada dorongan dari sisi lain yakni election (pemilu) yang mendorong growth, jadi kelihatannya growth-nya sama atau naik sedikit. Itu sebenarnya trennya turun, tapi karena ada election naik lagi sedikit," kata Anton.

Kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan BI rate dalam enam bulan terakhir sebesar 175 basis poin menurutnya bukan merupakan solusi yang tepat untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan.

"Kita harus tahu cara-cara untuk mengerem impor supaya yang benar-benar langsung kena, lagi-lagi suku bunga tidak akan bisa langsung kena (mengurangi impor). Suku bunga bisa kalau naikinnya banget-banget tapi akibatnya slowdown (growth) nya berlebihan," ujar Anton.

Anton melanjutkan, BI lebih baik menggunakan kebijakan-kebijakan makroprudensial pada sektor-sektor tertentu, misalnya dalam bentuk aturan rasio pinjaman terhadap nilai agunan (LTV) bagi barang-barang impor tertentu yang mengakibatkan impor barang menjadi lebih mahal sehingga kuantitasnya menurun.

Namun, Anton juga mengakui untuk aturan tersebut memang cukup kompleks untuk diproses.

"Memang, tapi intinya BI harus lebih targeted kepada yang mana (sektornya), jangan yang general gitu. Kalau dia pakai suku bunga langsung tinggi, yang kena semua termasuk perbankannya. Takutnya yang tidak apa-apa malah menjadi masalah, memunculkan masalah lain," kata Anton.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013