Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia memantau keberadaan sebanyak 1.917 pelajar mereka yang berada di sejumlah negara di Timur Tengah menyusul ketegangan antara Iran dan Israel.

Kementerian Pendidikan Tinggi (KPT) Malaysia dalam pernyataan medianya diterima di Kuala Lumpur, Selasa, mengatakan sedang memantau langsung melalui kantor Education Malaysia (EM) di Yordania dan Dubai, selain juga selalu terhubung dengan Kedutaan Besar Malaysia di Teheran, Iran, dan Amman, Yordania.

Langkah itu, menurut KPT, untuk mendapatkan perkembangan terkini dan melakukan tindak lanjut yang dianggap perlu untuk memastikan keselamatan dan kebaikan pelajarnya terjamin.

Berdasarkan catatan KPT terdapat sebanyak 1.872 pelajar Malaysia di Yordania, 37 di Suriah, delapan di Iran. Tidak ada pelajar mereka berada di Lebanon dan Irak.

KPT meminta rakyat Malaysia khususnya para pelajar untuk tetap tenang, selalu waspada dengan situasi terkini dan mematuhi arahan pihak berkuasa.

Pihak berwenang juga mengumumkan penutupan wilayah udara di beberapa negara terlibat. KPT mengatakan akan berdiskusi dengan pihak terkait untuk tindakan lebih lanjut termasuk jika ada kebutuhan untuk membawa pulang pelajar dari negara terkait.

Pemerintah Malaysia juga telah mengingatkan warganya yang berada di Iran, Yordania, Lebanon dan Irak untuk bersiap menghadapi gangguan jadwal penerbangan, dan meminta mereka merencanakan perjalanan dengan tepat.

Semua itu terjadi menyusul ketegangan antara Iran dan Israel pada 14 April 2024 lalu, dan pemerintah setempat telah mengumumkan penutupan ruang udara di beberapa negara terlibat.

Baca juga: PM Malaysia: Semua harus berperan cari solusi konflik Timur Tengah
Baca juga: Malaysia kecam serangan menyasar Konsulat Iran di Suriah
Baca juga: PM Malaysia desak dalang aksi kekerasan di Iran diadili 


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024