Bandung (ANTARA) - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah mengungkapkan bahwa almarhum maestro seni rupa Indonesia Abdul Djalil (AD) Pirous merupakan sosok terhormat dan berjasa pada bangsa dan negara.

"Semasa hidup, beliau telah menapaki perjalanan panjang di dalam karirnya. Beliau merupakan sosok terhormat yang banyak berjasa tidak hanya bagi ITB, namun bagi masyarakat, bangsa, dan negara," kata Reini Wirahadikusumah dalam prosesi pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Rabu.

Reini mengatakan bahwa keluarga besar ITB berkabung atas berpulangnya salah satu guru besar yang telah membuktikan bakti dan kecintaannya pada kampus tersebut.

"Kita semua hadir untuk memberikan penghormatan terakhir, penghargaan, atas darmabakti, dan cinta beliau kepada ITB. Selamat jalan Profesor Abdul Djalil Pirous, terima kasih atas segala dedikasi dan pengabdiannya. Doa kami semua menyertai, semoga berada dengan tenang di sisi Allah SWT," tuturnya.

Baca juga: Seniman AD Pirous dimakamkan di TPU Cibarunai usai pelepasan di ITB

Baca juga: Seniman Abdul Djalil Pirous tutup usia di Bandung


Sementara itu, anak almarhum, Iwan Pirous, yang juga menjadi perwakilan dari keluarga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang memberikan perhatian dan penghormatan pada almarhum.

Dia juga mengharapkan apa yang telah ditanamkan almarhum untuk dirawat bersama-sama.

"Mari bersama-sama merawat apa yang telah beliau tanamkan. Dengan tulus kami ucapkan, selamat jalan Ayah dan guru kami yang tercinta," kata Iwan.

Guru Besar Emeritus Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Profesor Emeritus Abdul Djalil Pirous wafat di Rumah Sakit Boromeus, Bandung, pada Selasa (16/4) sekitar pukul 20.40 WIB.

Seusai prosesi pelepasan jenazah di Aula Timur, ITB pada Rabu ini, almarhum kemudian dimakamkan di TPU Cibarunai, Sarijadi, Bandung.

Lulusan Seni Rupa ITB tahun 1964 itu diangkat sebagai tenaga pengajar setelah lulus. Almarhum mengajar mata kuliah seni lukis, tifografi, dan kaligrafi.

Almarhum pun merupakan pendiri, ketua, dan dosen senior Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual ITB. Tahun 1984, almarhum sempat menjabat sebagai Dekan Seni Rupa dan Desain ITB.

Sosok kelahiran Meulaboh Aceh tahun 1932 itu pun telah menelurkan buku monografi yaitu "AD Pirous: Vision, Faith and Journey in Indonesian Art" dan buku kumpulan pemikiran AD Pirous (1960-2003). Almarhum dikenal sebagai seniman dengan ciri khusus lukis modern dengan latar belakang karya Islam, yang menghasilkan berbagai karya sejak periode 1960-an.

Selain seni lukis AD Pirous dikenal sebagai seniman kaligrafi Arab, salah satu diantaranya merupakan kaligrafi Surat Al Ikhlas: Pure Faith pada 1970.

Almarhum juga membuat desain ornamen untuk Gedung Bank Indonesia (BI) di Padang dan menjadi salah satu tokoh berpengaruh di balik berdirinya masjid kampus pertama di Indonesia, Masjid Salman ITB.

Beberapa karyanya dipamerkan ratusan kali dalam pameran skala nasional dan internasional, termasuk pada The Biennale of Graphic Arts di Ljubljana, Yugoslavia, 1977, juga pameran tunggal dengan tajuk Pameran Retrospektif I untuk karya 1960-1985 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada tahun 1985.

Almarhum menikah dengan Erna Garmasih, yang juga merupakan seorang pelukis ulung, dan termasuk generasi kedua seniman perempuan di Indonesia. Erna juga merupakan alumni ITB dan pernah berkuliah di Perancis.

Pernikahan keduanya dikaruniai tiga orang anak, yakni Mida Meutia, Iwan Meulia, serta Raihan Muerila.

Di tahun 2003, pasangan ini mulai membangun rumah impian mereka di Bandung, yang rampung pada setahun kemudian. Pada tahun 2017, mereka meresmikan galeri bernama "Serambi Pirous", yang menjadi tempat beraktivitas, berkarya, dan menampilkan karya seni mereka.*

Baca juga: Catatan dalam kaligrafi A.D Pirous

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024