Ancaman dari Gunung Ruang berupa erupsi eksplosif dan menghasilkan awan panas. Sedangkan, ancaman terburuk dari Gunung Awu berupa erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batuan dan awan panas
Jakarta (ANTARA) - Gunung Ruang dan Gunung Awu di Sulawesi Utara punya karakteristik erupsi eksplosif, memanas setelah peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik dan awan abu yang mendorong Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menetapkan status siaga.
 
Kepala PVMBG Hendra Gunawan saat dihubungi di Jakarta Rabu mengatakan, kedua gunung api itu memiliki karakteristik erupsi yang hampir sama, namun bedanya saat ini di Gunung Awu terdapat kubah lava yang tumbuh sejak tahun 2004.
 
"Ancaman dari Gunung Ruang berupa erupsi eksplosif dan menghasilkan awan panas. Sedangkan, ancaman terburuk dari Gunung Awu berupa erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batuan dan awan panas ke segala arah dari penghancuran kubah lava," katanya.

Letusan eksplosif terjadi ketika magma yang lebih dingin dan kental, seperti andesit mencapai permukaan. Gas-gas terlarut tidak dapat keluar dengan mudah, sehingga tekanan dapat meningkat hingga ledakan gas melontarkan pecahan batu dan lava ke udara.

Peristiwa gempa bumi tektonik sebanyak dua kali yang berpusat di Laut Maluku telah memicu pergolakan vulkanik pada Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
 
Pada 9 April 2024, gempa tektonik berkekuatan 6,4 magnitudo dengan kedalaman 27 kilometer tercatat berlokasi di 94 kilometer barat laut Pulau Doi, Maluku Utara.
 
Lima hari kemudian pada 14 April 2024, gempa tektonik kembali mengguncang dengan kekuatan 5,1 magnitudo dan kedalaman 10 kilometer yang tercatat berlokasi di 122 kilometer barat daya Pulau Doi, Maluku Utara.
 
PVMBG mencatat ada 330 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali erupsi eksplosif terjadi di Gunung Ruang pada 16 April 2024, periode pukul 00.00 WITA hingga 24.00 WITA.
 
Pada 17 April 2024, periode pukul 00.00 WITA sampai 12.00 WITA, Gunung Ruang telah mengalami 373 kali gempa vulkanik dalam, 564 kali gempa vulkanik dangkal, dan 2 kali erupsi eksplosif.
 
Ini adalah letusan eksplosif terbaru Gunung Ruang yang bertipe strato dalam kurun waktu 22 tahun terakhir.
 
Data PVMBG menyebutkan letusan eksplosif juga pernah terjadi pada tahun 2002 silam yang mengakibatkan kerusakan lahan dan permukiman serta mengharuskan penduduk mengungsi ke tempat aman.
 
"Catatan sejarah atau kronologi erupsi masa lampau, seperti di tahun 2002, dijadikan pertimbangan untuk kemungkinan potensi bahaya erupsi Gunung Ruang," kata Hendra.
 
Gunung Ruang menjulang setinggi 725 meter di atas permukaan laut dari batas pantai sekaligus membentuk satu pulau tersendiri yang terpisah dengan pulau lainnya.
 
Gunung api Strato itu secara administratif berada di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.
 
PVMBG melakukan pengamatan secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) yang berlokasi di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
 
Berjarak sekitar 153 kilometer ke arah utara dari Gunung Ruang, kini Gunung Awu juga menyandang status siaga.
 
Hendra mengungkapkan bahwa Gunung Awu sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas berupa kenaikan seismisitas terutama gempa-gempa vulkanik, namun tidak diakhiri dengan erupsi hingga saat aktivitas dinaikkan menjadi siaga pada 16 April 2024.
 
Pada 1-15 April 2024, aktivitas Gunung Awu didominasi oleh gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam. PVMBG mencatat ada satu kali gempa frekuensi rendah, 284 kali gempa vulkanik dangkal, 71 kali gempa vulkanik dalam, 14 kali gempa tektonik lokal, dan 252 kali gempa tektonik jauh.
 
Puncak Gunung Awu berada pada ketinggian 1.320 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, gunung berapi kerucut itu terletak di Pulau Sangihe yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024