Semarang (ANTARA News) - Juara dunia kelas bulu WBA, Chrisjon, tidak mau didikte oleh penantangnya Renant Acosta asal Panama pada pertandingan perebutan gelar di Jakarta, 9 September mendatang. "Saya harus mengambil inisiatif penyerangan dan mencari celah yang kosong untuk melancarkan pukulan ke muka lawan," kata petinju kelahiran Kabupaten Banjarnegara, Jateng, itu ketika dihubungi dari Semarang, Rabu. Dia mengakui, petinju Panama yang memiliki postur tubuh lebih tinggi memiliki gaya bertarung seorang boxer dengan kelincahan gerak yang baik. "Saya lihat dalam rekaman pertarungan tersebut, Acosta sering melakukan pukulan kemudian lari atau hit and run dan saya harus bisa mencari kesempatan yang baik untuk bisa masuk dalam jangkauan pukulannya tanpa memberi kesempatan pada lawan untuk memukul," katanya. Selama berlatih di Bandung ini, Chrisjon mendapat gemblengan dari pelatih Bob Podolski ditambah empat petinju mitra tanding atau sparring partner, dari Jakarta, Cirebon, Tasikmalaya, dan Bandung. Chrisjon merebut gelar juara dunia kelas bulu WBA pada pertarungan ad-interim melawan petinju Colombia, Oscar Leon. Usai ditetapkan menjadi juara dunia WBA, petinju ini telah lima kali mempertahankan gelarnya dengan mengalahkan Osamu Sato (Jepang), Derrick Gainner (Amerika Serikat), Jose Cheo Rojas (Venezuela), Tommy Brown (Australia) dan terakhir Juan Manuel Marquez (Meksiko). Sementara promotor tarung Chrisjon lawan Acosta, Syamsul Anwar mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk menggelar pentas tinju dunia yang berlangsung di GOR Soemantri Bojonegoro. Mantan juara Asia itu mengatakan, persiapan tersebut termasuk tempat menginap bagi kedua kubu petinju. Chrisjon ditempatkan di Hotel Shang-Rilla dan dijadwalkan berada di Jakarta lima hari sebelum pertarungan. Lawannya Renant Acosta ditempatkan di Hotel Atlet Century. Acosta tiba di Indonesia tujuh hari sebelum pertarungan berlangsung dan didampingi pelatih, Francisco Arroyo dan Manajernya, Rogelio Espino. Petinju non peringkat ini dijadwalkan tiba di Indonesia tanggal 2 September 2006.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006