sebagai upaya bersama dalam mengejar masa tanam yang sempat tertinggal akibat El Nino panjang yang melanda Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian mendorong para penyuluh di Kabupaten Kebumen dan Purworejo, Jawa Tengah melakukan perluasan areal tanam (PAT) sebagai upaya bersama dalam mengejar masa tanam yang sempat tertinggal akibat El Nino.

“Kami mendorong para penyuluh di Kebumen, Purworejo melakukan perluasan areal tanam sebagai upaya bersama dalam mengejar masa tanam yang sempat tertinggal akibat El Nino panjang yang melanda Indonesia,” kata Kepala Pusat PVTPP Kementan Leli Nuryati saat memimpin rapat koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) bersama Pemprov Jawa Tengah, Pemkab Kebumen, Purworejo dan juga jajaran Kodim 0709 Kebumen, dan Kodim 0708 Purworejo di Kebumen, Jumat.

Leli menyampaikan perluasan areal tanam merupakan antisipasi darurat pangan yang dilakukan sesuai komando Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produktivitas pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

"Pada level kabupaten, tanggung jawab kami adalah merencanakan potensi pompanisasi, kemudian melaksanakan validasi data untuk potensi areal tanam serta melakukan verifikasi pompa sumber air," ujar Leli dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Leli mengatakan, saat ini pemerintah sudah berupaya keras mewujudkan kemudahan petani dalam berproduksi. Di antaranya dengan menambah alokasi pupuk subsidi dan juga mempermudah pengambilan pupuk petani karena hanya dengan menggunakan KTP.

"Alhamdulillah alokasi pupuk subsidi sudah ditambah dan sekarang sudah bisa mengambil atau memperoleh pupuk hanya dengan KTP," jelas Leli.

Lanjut Leli menuturkan Surat Keputusan Kementan tentang satuan antisipasi darurat pangan telah memberi tugas pada PVTPP untuk menyelesaikan perluasan areal tanam di Kabupaten Kebumen, Sragen, Purworejo, Boyolali dan Sukabumi.

Namun khusus untuk Kebumen dan Purworejo memiliki potensi areal tadah hujan yang sangat besar. Di Kebumen misalnya potensi sawah tadah hujan yang ada di sana mencapai 14.057 hektare dan Purworejo sebesar 2.511 hektare.

"Jadi perlu diketahui, sesuai SK Kementan tentang satuan antisipasi darurat pangan ditugaskan menjadi penanggungjawab di lima kabupaten. Dan kami sangat senang karena dapat bersama-sama penyuluh melakukan identifikasi varietas lokal maupun hasil pemuliaan sesuai dengan kebutuhan PAT," jelasnya.

Leli berharap para penyuluh di Kebumen dan Purworejo mengidentifikasi varietas lokal asli di daerah tersebut yang belum terdaftar. Jika ditemukan agar segera didaftarkan karena itu adalah kekayaan plasma nutfah.

"Jadi di samping mendorong PAT, kami Pusat PVTPP juga mendorong pemerintah daerah melakukan perizinan pertanian mulai dari pupuk, pestisida dan juga izin impor ekspor,” imbuh Leli.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen Teguh Yuliono menyampaikan potensi luas tanam daerah tersebut mencapai 75 ribu hektare per tahun. Hanya 5 ribu yang tidak tergarap/bera.

"Ini adalah potensi yang dapat digunakan untuk PAT di Kebumen yang berpotensi berkontribusi 10 ton,” ujar Teguh.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo Hadi Sadsila menyampaikan, akan berupaya untuk perluasan tanam di lahan kurang produktif.

“Yakni, lahan yang hanya tanam sekali akan diusahakan bisa menanam dua kali. Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara pompanisasi agar lahan yang biasa tanam sekali bisa dimanfaatkan. Ini juga merupakan program dari pemerintah pusat dengan Kodim dan Dinas Pertanian,” ungkap Hadi.


Baca juga: Mentan-KSAD sepakat perluas areal tanam melalui pompanisasi
Baca juga: Pemkab Demak targetkan luas areal tanam padi MT pertama 38.000 hektare
Baca juga: Kementan sebut potensi areal tanam padi gogo di Kaltim 7.787 hektare


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024