Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Hak Cipta China mengeluarkan daftar 10 besar masalah utama terkait dengan kerja perlindungan hak cipta di China pada 2023, sebagaimana dinyatakan Xinhua, yang dikutip di Jakarta, Minggu.

Dalam daftar tersebut, terdapat peringatan 50 tahun dimulainya kerja sama antara China dan Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO), dan perilisan rencana untuk pembagian kekuasaan fiskal dan tanggung jawab pengeluaran antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah di bidang kekayaan intelektual oleh Dewan Negara China.

Selain itu, tercantum pula lonjakan dalam hal pendaftaran hak cipta di China, serta perdebatan sengit tentang hak cipta untuk karya yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif.

Juga ada dalam daftar itu desakan pendaftaran hak cipta di China, dan debat panas pada hak cipta atas karya yang terkait dengan kecerdasan buatan. 

Sorotan-sorotan utama ini dipilih berdasarkan opini publik dan di bawah panduan Administrasi Hak Cipta Nasional China.

China mencatat banyak pencapaian penting dalam upaya perlindungan hak cipta tahun lalu, yang juga merupakan tahun pertama negara itu mulai menerapkan prinsip-prinsip pedoman Kongres Nasional Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) ke-20, kata para ahli.

Hasilnya, kemajuan yang signifikan dicapai dalam hal penciptaan, pemanfaatan, perlindungan, dan pengelolaan hak cipta di China, serta dalam hal penyediaan layanan hak cipta oleh negara itu, sebut para ahli.

Perilisan daftar ini bertujuan untuk memperlihatkan kemajuan China di bidang perlindungan hak cipta dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hal tersebut, kata para pejabat Copyright Society of China.

China akan mengadakan pekan komunikasi nasional yang berkaitan dengan kekayaan intelektual pada 20 hingga 26 April. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024