Masinis sudah mencoba menghentikan kereta api, namun karena jarak yang sudah dekat serta laju tonase kereta api bus akhirnya terseret sekitar 50 meter
Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV Tanjungkarang menyebutkan tidak ada penumpang kereta api yang menjadi korban dalam insiden tabrakan KA dengan bus di perlintasan wilayah Way Pisang dan Martapura, Sumatera Selatan, Minggu.

“Tidak ada penumpang KA dan awak kru KA yang menjadi korban jiwa, seluruhnya selamat pada insiden tersebut,” kata Manajer Humas KAI Divre IV Tanjungkarang Azhar Zaki Assjari dihubungi di Jakarta, Minggu.

Meski begitu, Zaki menyebut ada korban pada penumpang bus. Ketika KAI Divre IV Tanjungkarang melakukan proses evakuasi ke rumah sakit terdekat antara lain satu korban jiwa dan 11 mengalami luka-luka.

Ia menjelaskan akibat insiden tersebut perjalanan KA Rajabasa dan KA Kuala Stabas terganggu dan mengalami keterlambatan, kereta api lainnya seperti KA Barang juga sempat tertahan.

Namun, proses evakuasi telah selesai dilakukan pada pukul 15.24 WIB sehingga perjalanan KA telah kembali normal.

Saat kejadian, lanjut Zaki, masinis kereta tersebut telah membunyikan semboyan 35 secara berulang namun tidak diindahkan oleh pengemudi bus sehingga temperan tidak bisa dihindari.

Baca juga: KAI Tanjungkarang Lampung jual 67.735 tiket selama masa Lebaran

Baca juga: KAI Tanjungkarang sebut 23.320 pemudik gunakan kereta api


“Masinis sudah mencoba menghentikan kereta api, namun karena jarak yang sudah dekat serta laju tonase kereta api bus akhirnya terseret sekitar 50 meter,” ucap Zaki.

Ia menyebutkan atas kejadian tersebut pihaknya mengalami kerugian materiil yang mengakibatkan perjalanan KA Rajabasa dan KA Kuala Stabas harus terlambat serta beberapa KA lainnya juga tertahan.

Atas kejadian ini, Zaki menyayangkan masih adanya pengguna jalan yang kurang berhati-hati dan tidak berhenti dan tengok kanan serta kiri saat melintas di perlintasan KA.

Ia mengingatkan masyarakat baik pengendara kendaraan bermotor ataupun pejalan kaki untuk tetap berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang.

Secara hukum, aturan pada saat kendaraan melintasi perlintasan kereta sudah diatur tegas dalam Pasal 114 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

“Pasal tersebut berbunyi, pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau isyarat lain. Pengemudi kendaraan wajib mendahulukan kereta api dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel,” tegas Zaki.

KAI Divre IV Tanjungkarang menyesalkan terjadinya kecelakaan di perlintasan KM 193+7 Petak Jalan Way Pisang dan Martapura.

"Pengendara diimbau agar selalu berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang," kata Zaki.

Sebelumnya ANTARA memberitakan, Kereta Api Tanjung Karang menuju Kertapati menabrak sebuah bus angkutan penumpang di pelintasan wilayah Way Tuba Martapura, Sumatera Selatan, Minggu.

Atas peristiwa tersebut korban para penumpang berhamburan diduga akibat terkena hantaman kereta api.

Berdasarkan keterangan warga sempat mendengar suara dentuman sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelum mendengar suara dentuman warga juga mendengar suara klakson ataupun bunyi kereta api yang cukup panjang.

Baca juga: KAI Tanjungkarang tambah 7.488 kursi pada masa angkutan lebaran 

Baca juga: KAI Divre IV Tanjungkarang nngkut 25,4 juta ton batu aara selama 2023

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024