Denpasar, (ANTARA News) - Pencemaran akibat limbah sablon maupun sampah plastik yang melanda sejumlah sungai di Bali, khususnya kota Denpasar mencemaskan, sehingga perlu mendapat perhatian dan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. "Kesadaran masyarakat serta pengawasan dan perhatian masyarakat perlu lebih ditingkatkan, sebelum kondisinya semakin parah," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Bali, I Gusti Bagus Alit Putra, di Denpasar, Kamis (24/8). Ia menilai, kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih kurang, termasuk usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga membuang limbah pencelupannya begitu saja ke sungai. "Seharusnya usaha pencelupan yang beroperasi di pinggiran sungai mempunyai bak penampungan limbah tersendiri, yang kemudian diolah sedemikian rupa agar tidak menimbulkan pencemaran," ujar Alit Putra. Masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai mengeluh, akibat sejumlah sungai airnya tidak mengalir dan dicemari limbah sablon yang menimbulkan bau kurang sedap. Demikian pula pula kurangnya sadarnya masyarakat membuang sampah, khususnya sampah plastik menyebabkan terjadinya pencemaran air sungai dan air laut, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan ekosistem. Meskipun kerusakan ekosistem di Bali tidak sampai melampaui ambang batas, namun hal itu perlu mendapat perhatian semua pihak khususnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik, jangan sampai mengganggu kelestarian lingkungan. Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan, termasuk pantai dan pesisir, karena bagi Bali lokasi itu mempunyai fungsi ganda, yakni tempat digelarnya berbagai kegiatan ritual, aktifitas nelayan dan untuk kepentingan pariwisata, harap Alit Putra.(*)

Copyright © ANTARA 2006