Madrid (ANTARA News) - Berambut coklat panjang, kaos tanpa lengan, celana gelap, bandana, dan otot yang menonjol, Rafael Nadal tidak tampak seperti seorang petenis. Namun, penampilan bisa menipu. Petenis Spanyol berusia 20 tahun itu menjadi pemain paling memikat perhatian di kalangan petenis putra karena mampu memadukan permainan menyerang dan bermental baja. Petenis kidal ini adalah satu-satunya petenis yang secara konsisten mengancam dominasi Roger Federer di dunia tenis. Ia mengalahkan petenis Swiss itu enam kali dalam delapan pertemuan dan ia merupakan satu-satunya petenis yang pernah mengalahkan Federer lebih dari sekali sejak ia menempati tempat pertama pada Februari 2004. Nadal adalah raja yang tidak terkalahkan di lapangan tanah liat, dengan memperpanjang rekor tidak terkalahkan di lapangan kesukaannya itu menjadi 60 pertandingan seperti pada kemenangan beruntun di Perancis Terbuka pada Juni dengan kemenangan empat set atas Federer. Namun, ia tidak puas dengan kemenangan yang telah diraihnya. Anak muda dari Mallorca ini sangat ingin melatih kemampuannya di setiap jenis lapangan yang akan memberinya kesempatan untuk menggeser Federer sebagai petenis nomor satu dunia. Tidak seperti kebanyakan pendahulunya, seperti sang juara Roland Garros, Nadal ingin sekali mencoba keberuntungannya di lapangan rumput dan ia pun mengejutkan banyak orang dengan melaju ke babak final Wimbledon tahun ini, ketika akhirnya ia dikalahkan oleh Federer dalam pertandingan empat set yang sangat seru. Kemauannya untuk belajar mengundang kekaguman dari beberapa petenis berpengalaman. "Ia menunjukkan jiwa seorang pesaing," kata Andre Agassi saat sesi lapangan rumput."Setiap kali kamu punya tekad seperti itu, kamu akan meraih sesuatu yang besar." Olahragawan Populer Semifinalis empat kali Wimbledon Tim Henman setuju dengan Agassi. "Jika kamu bersaing seperti yang ia lakukan, sangat berbahaya untuk mencoretnya dari segala jenis lapangan," ujarnya. Bersama dengan juara dunia Formula Satu, Fernando Alonso, Nadal menjadi olahragawan paling populer, meskipun gayanya yang santai dan sikap sederhananya membuat ia menjadi tokoh yang lebih gampang didekati. Nadal pertama kali menjadi berita pada Desember 2004 ketika ia mengalahkan Andy Roddick yang kemudian mengantar Spanyol meraih Piala Davis saat umurnya masih 18 tahun. Musim selanjutnya ia menjadi petenis pertama sejak Mats Wilander pada 1982 yang memenangkan Perancis Terbuka pada debut pertamanya, dan kemenangan pada kejuaraan Master di Montreal dan Madrid yang membantunya menutup musim ini sebagai petenis peringkat dua dunia di bawah Federer. Keberhasilannya mempertahankan gelar Perancis Terbuka mengukuhkan statusnya sebagai yang terbaik di lapangan tanah liat, tapi ia sendiri juga tidak menyangka ketika dirinya menjadi petenis Spanyol pertama sejak Manuel Santana pada 1966 yang mencapai final Wimbledon. Ia akan membuktikan bahwa ia layak menjadi petenis yang bisa bermain di semua lapangan saat AS Terbuka mulai digelar Senin mendatang. Nadal kalah dari petenis AS James Blake pada putaran ketiga di Flushing Meadows tahun lalu dan tidak berkembang lebih jauh di turnamen, begitu juga di Wimbledon, sampai tahun 2006. Sekarang ia sudah tidak segan lagi untuk kembali bertanding sehingga ia harus berjuang sekuat tenaga kali ini. Juara bertahan, Federer, tentu saja, tetap menjadi favorit, tapi pengamat yang netral berharap Nadal dan Federer dapat bertemu di final seperti John McEnroe dan Bjon Borg pada awal 80-an, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006