Kuala Lumpur (ANTARA News) - Jepang, Rabu, mengusulkan dibentuknya kawasan perdagangan bebas (FTA) Pan-Asia yang melibatkan 16 negara, termasuk India, dengan nilai perdagangan mencapai 9 triliun dolar AS. Ide tersebut didukung ASEAN dengan berdasarkan pada perjanjian perdagangan bilateral yang ditandatangani Tokyo dengan ASEAN. "ASEAN mendesak ditandatanganinya hasil pembicaraan FTA ASEAN-Jepang dan mengadopsi langkah nyata yang diperlukan untuk mempercepat perundinan pada April tahun depan," kata Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia, Rafidah Aziz di Kuala Lumpur pada akhir pertemuan para menteri ekonomi ASEAN ke-38. ASEAN merasa bahwa ketika studi untuk pasar tunggal di Asia Timur yang meliputi 16 negara berjalan, apa yang menjadi lebih penting adalah perjanjian antara ASEAN dan Tokyo. Selain itu, haruskan kelompok negara-negara ini menjalin pasar tunggal dengan China, Korsel, dan selanjutnya membawa jug Australia, Selandia Baru, dan India, kata Rafidah. Para menteri perdagangan ASEAN dalam pertemuannya juga sepakat untuk mempercepat liberalisasi di sektor jasa dan memberikan insentif untuk memberi bentuk pada rencana menciptakan satu blok perdagangan pada 2015. Menjawab keinginan ASEAN, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Toshiro Nikai, mengatakan studi untuk memperluas pasar tunggal yang meliputi 16 negara sudah tentu akan menguntungkan semua pihak dan tidak meminggirkan proses yang tengah berlangsung di ASEAN. Jepang mengusulkan memperluas studi awal FTA Asia Timur yang dipimpin China yang meliputi 13 negara anggota ASEAN, China, Jepang, dan Korsel, sedangkan rencana Tokyo adalah (ASEAN+6) 16 negara termasuk India. Ide Jepang mengenai 16 negara anggota FTA akan meliputi hampir setengah dari populasi dunia. "Asia Timur adalah kawasan dengan jumlah penduduk 3 miliar jiwa dan aktivitas ekonomi sekitar 9 triliun dolar. Karena itu, jika kami mampu menciptakan kelompok yang ramah untuk pembangunan Asia Timur. Kami pastikan ini akan menguntungkan semua negara di kawasan ini dan karena itu kai membuat usulan ini," kata Nikai. "Sepanjang studi dipertimbangkan, ASEAN tidak memiliki satu masalah pun dengan ini. Mereka pertama kali harus mempelajari dan melihat implikasi, upaya, biaya, dan keuntungan," kat Rafidah. "Apapun itu, ASEAN harus menjadi inti (dan) sesudah kita membereskan ASEAN dan 16 negara secara individu, kemudian kita dapat memulai satu yang lebih besar, ASEAN+3 atau ASEAN+6," katanya. Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan, para mentrei setuju untukmengubah "seluruh bentuk pembatasan yang berdampak pada perlakuan nasional dan pembatasan akses pasar pada 2015 di sektor jasa. Awalnya, ASEAN juga meminta anggota WTO, terutama pemain utama, untuk mencoba dan menghidupkan lagi perundingan Putaran Pembagunan Doha (DDA) sebelum akhir 2006. "Sebagai negara berkembang yang berusaha keras menciptakan Masayrakat Ekonomi ASEAN (AEC), ASEAN menekankan kredibilitas dan sistem perdagangan multilateral yang terbuka sebagai garis besar dan melihat kawasan ini melalui visi ini," kata mereka dalam pernyataannya. Perundingan Putaran Doha di Jenewa pada Juli 2006 mengalami kebuntuan terutama karena keras kepalanya negara maju seperti AS untuk tidak memberikan penurunan bea masuk yang lebih besar untuk sektor pertaniannya, RTI melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006