Hamilton, Kanada (ANTARA) - Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini pada Selasa (23/4) mengatakan adanya upaya untuk membubarkan badan tersebut serta menyebut bahwa motif utamanya bersifat politik.

“Saya terus mengingatkan bahwa niat sebenarnya di balik serangan terhadap UNRWA bersifat politis karena tujuan mereka adalah mencabut status pengungsi Palestina di Gaza,” kata Lazzarini dalam jumpa pers.

Dia menekankan bahwa UNRWA tidak pernah mengalami serangan demikian, badan itu tidak pernah mengalami 18 negara secara bersamaan membekukan pendanaan dan menjadi “target kampanye terbuka untuk menghentikan total aktivitasnya di Gaza, dan mungkin di luarnya.”

Tekanan untuk membubarkan badan tersebut meluas ke Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki, lanjutnya

Lazzarini menyatakan setidaknya 180 staf UNRWA tewas sejak minggu lalu dan lebih dari 160 bangunan rusak atau hancur, dia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan "penyelidikan independen dan pertanggungjawaban atas pengabaian secara terang-terangan terhadap lokasi dan staf PBB."

Dalam laporan Kelompok Investigasi Independen, yang dipimpin mantan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine, Lazzarini mengakui mekanisme UNRWA yang ada untuk mengatasi masalah netralitas namun menekankan perlunya peningkatan kewaspadaan mengingat kompleksitas lingkungan operasi.

Lazzarini mengatakan UNRWA menerima laporan itu dan “rekomendasi dan komitmen saya adalah melaksanakan rekomendasi tersebut,” seraya menambahkan bahwa badan tersebut akan memberi tahu negara-negara anggota PBB pada Selasa bagaimana mereka akan melanjutkan serangkaian rekomendasi tersebut.

Mengenai dampak pembekuan pendanaan, Lazzarini mencatat adanya penghentian sementara kontribusi dari beberapa negara namun dirinya berharap agar kontribusi tersebut dapat diaktifkan kembali pada akhirnya.

Untuk menjembatani kesenjangan pendanaan dengan kelangsungan layanan penting UNRWA, Lazzarini berkata, "Saya dapat mengatakan bahwa kami memiliki pendanaan yang mencakup hingga akhir Juni... Saya sedikit lebih, bukan tenang, tetapi lebih percaya diri dibandingkan dua bulan lalu."

Menanggapi cara-cara alternatif untuk mendapatkan pendanaan, ketua UNRWA mengatakan, "Sejak awal tahun ini, kami telah berhasil mengumpulkan 50 juta dolar AS (Rp 807,5 miliar) hanya melalui penggalangan dana digital -- 100 juta dolar AS (Rp1,6 triliun) sejak 7 Oktober."

Ini merupakan indikasi luar biasa dari solidaritas akar rumput. Ini tidak cukup untuk menggantikan. Namun ini mengindikasikan bahwa kami menemukan cara lain menggalang dana," ujar dia.

Sebagai perkembangan positif, Lazzarini mencatat peningkatan jumlah truk yang membawa bantuan kemanusiaan masuk Gaza, menandakan potensi peningkatan akses terhadap pasokan penting.

Namun, dia memperingatkan potensi risiko kesehatan, terutama mengingat musim panas yang akan datang.

Lazzarini mencatat lebih dari 300 truk memasuki Gaza pada Senin (22/4), serta menekankan bahwa “Semakin kita mempertahankan hal ini (peningkatan jumlah truk), maka dampak positifnya akan semakin besar.”

Menanggapi protes mahasiswa AS dan seruan pemulihan di kawasan Timteng, dia menekankan perlunya empati dan pengertian dari semua pihak untuk mencapai perdamaian dan keamanan abadi.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Norwegia serukan lanjut pendanaan UNRWA
Baca juga: PM Palestina sebut Israel menolak Otoritas Palestina dan UNRWA

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024