Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh di mana keduanya sepakat untuk meningkatkan target perdagangan sebesar 18 miliar dolar AS (sekitar Rp292 triliun) pada 2028.

Selama kunjungannya ke Hanoi, Rabu, Retno juga memimpin Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation /JCBC) Indonesia-Vietnam bersama Menlu Bui Thanh Son.

“Untuk isu perdagangan, saya menyambut baik peningkatan nilai perdagangan kedua negara selama lima tahun terakhir yang naik rata-rata 12,8 persen,” kata Retno ketika menyampaikan keterangan pers secara daring dari Hanoi, Vietnam.

Untuk mencapai target 18 miliar dolar pada 2028, kedua negara perlu terus mengurangi hambatan dagang dan segera menuntaskan perjanjian ketahanan pangan serta mengoptimalkan peran Komite Bersama Kerja Sama Ekonomi, Sains, dan Teknik (Joint Committee on Economic, Scientific and Technical Cooperation/JC-ESTC), katanya.

Menlu Retno kemudian menegaskan perlunya iklim investasi yang baik untuk memfasilitasi tingginya minat investasi secara dua arah antara Indonesia dan Vietnam.

“Indonesia pada kesempatan JCBC juga meminta perlindungan terhadap para investor Indonesia yang telah menanamkan investasinya di Vietnam,” ujarnya.

Baca juga: RI-Vietnam menyepakati target perdagangan 15 miliar dolar AS pada 2028

Ia menyebut sektor kerja sama investasi yang memiliki potensi tinggi untuk masa depan antara lain energi terbarukan, industri berteknologi tinggi, ekonomi hijau, dan ekosistem kendaraan listrik.

Sementara untuk kerja sama politik, Menlu Retno menyampaikan perlunya kedua negara terus mempererat dialog di tengah meningkatnya rivalitas geopolitik di kawasan.

Untuk itu, ia mendorong dimulainya 10th Policy Dialogue Indonesia-Vietnam.

Untuk kerja sama pertahanan, dia pun menyambut baik penyelenggaraan Defense Policy Dialogue yang ke-3 antara kementerian pertahanan kedua negara, serta penyelenggaraan Air-Staff Talk pertama antara angkatan udara kedua negara yang akan digelar tahun ini.

“Saya juga menyambut baik keikutsertaan Angkatan Laut Vietnam pada Multilateral Naval Exercise ke-24 tahun lalu dan pada ASEAN Solidarity Exercise tahun lalu yang diadakan di Batam,” tutur Retno.

Kementerian Pertahanan Indonesia dan TNI akan berpartisipasi pada 2nd Vietnam International Defense Expo yang akan diselenggarakan Desember tahun ini untuk memamerkan produk-produk industri pertahanan Indonesia.

Vietnam juga disebutnya menyampaikan terima kasih di dalam pertemuan JCBC atas bantuan Indonesia di dalam membangun Vietnam's Peacekeeping Center yang sesuai dengan standar PBB.

“Terkait dengan kerja sama keamanan, saya tekankan pentingnya penguatan kerja sama untuk mengatasi kejahatan transnasional yang terus meningkat di kawasan, utamanya kasus perdagangan orang terkait online scam,” kata Retno.

“Saya juga mendorong implementasi penuh MoU kerja sama penanggulangan terorisme dan MoU kerja sama penanggulangan kejahatan narkoba yang telah dimiliki kedua negara,” katanya menambahkan.

Terkait kerja sama maritim, dia menyampaikan pentingnya penguatan kerja sama penanganan penangkapan ikan secara ilegal atau IUU Fishing, termasuk dengan mengimplementasikan secara efektif Joint Communique on Voluntary International Cooperation to Combat IUU Fishing and to Promote Sustainable Fisheries Governance tahun 2018.

Terkait kerja sama energi, Indonesia menyampaikan kesiapan untuk menjadi tuan rumah First Joint Working Group on Energy Cooperation yang pertama tahun ini guna menjajaki ide dan kesempatan kerja sama-kerja sama baru.

Di bidang kesehatan, Menlu Retno mendorong percepatan penyelesaian pembaharuan MoU Kerja Sama Kesehatan sebagai payung kerja sama yang lebih luas.

Di bidang pariwisata, ia mencatat kenaikan jumlah turis Vietnam ke Indonesia sebesar 79 persen tahun lalu sehingga mencapai 121 ribu orang.

“Dan untuk semakin meningkatkan pariwisata, saya dorong ekspansi jalur penerbangan langsung antar-kota di kedua negara. Saya juga meminta dukungan Vietnam untuk memberikan izin penerbangan bagi maskapai Indonesia dengan slot waktu yang memudahkan,” tuturnya.

Baca juga: IMF nilai Vietnam punya banyak peluang ekonomi dari digitalisasi

Indonesia dan Vietnam telah memiliki Kemitraan Strategis sejak 2013. JCBC sebelumnya diselenggarakan di Jakarta pada 2022.

Hubungan Indonesia-Vietnam terus meningkat yang antara lain ditandai dengan intensitas pertemuan kedua pemimpin.

Dalam dua tahun terakhir, pemimpin kedua negara telah bertemu sebanyak lima kali, dan terakhir adalah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Hanoi pada Januari lalu.

JCBC kali ini dilakukan untuk melakukan stocktaking perkembangan kerja sama bilateral dan tindak lanjut pertemuan JCBC ke-4 serta tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke Vietnam pada Januari lalu.

Selain isu bilateral, dalam JCBC ke-5 menlu kedua negara turut membahas isu kawasan dan dunia.

Secara garis besar, Indonesia dan Vietnam sepakat untuk terus bekerja sama dalam memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran Asia Tenggara dan Indo Pasifik.

Kedua negara juga menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.

“Tanpa penghormatan terhadap hukum internasional, maka perdamaian dan stabilitas akan sulit terjaga seperti yang terjadi di wilayah lain,” tutur Menlu Retno.

Kedua negara juga sepakat untuk terus memperkuat ASEAN dan terus mengarusutamakan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dalam kegiatan ASEAN dan kegiatan ASEAN dengan para mitranya.

Baca juga: Presiden RI-PM Vietnam tetapkan target baru perdagangan bilateral

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024