Moskow (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Selasa mengatakan bahwa Barat, sedang mengejar mimpinya memberikan kekalahan strategis pada Rusia, berupaya untuk mengacaukan situasi di Kaukasus Selatan.

Lavrov menyampaikan hal itu di hadapan dewan Kementerian Luar Negeri, mengatakan Barat berupaya melemahkan hubungan Rusia dengan negara-negara di kawasan, menghancurkan format kerja sama ekonomi dan keamanan regional, demikian pernyataan kementerian.

Selain itu, Lavrov juga berjanji untuk terus mengembangkan kerja sama yang saling menghormati dan menguntungkan dengan semua negara di kawasan, dengan mengutamakan “sejarah berabad-abad, kedekatan geografis, dan hubungan manusia yang erat” dengan Rusia.

Diplomat tertinggi tersebut mengatakan Rusia akan mengupayakan penyelesaian damai atas semua kontroversi antara Armenia dan Azerbaijan, termasuk penandatanganan perjanjian damai, membuka blokir komunikasi transportasi di wilayah tersebut dan penetapan batas perbatasan.

Layanan pers Pemerintah Armenia mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa pilar perbatasan pertama dibangun pada hari sebelumnya di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan.

Moskow juga akan melanjutkan upayanya untuk menemukan titik temu bagi Georgia dengan wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan yang memisahkan diri selama Diskusi Internasional Jenewa yang bertujuan untuk pertukaran jaminan tidak adanya penerapan kekerasan, kata pernyataan itu.

Dewan akan mempertimbangkan tugas untuk memperkuat kedaulatan regional sehingga para pemainnya mampu mengatasi permasalahan mereka tanpa melibatkan pemain eksternal, bunyi pernyataan itu.

“Dalam konteks ini, pentingnya menekankan penggunaan potensi Platform Konsultatif Regional “3+3” (Azerbaijan, Armenia dan Georgia ditambah Iran, Rusia dan Turki). Langkah-langkah praktis ke arah ini telah diuraikan,” kata pernyataan itu. .


Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia: "Operasi militer khusus" di Ukraina untuk cegah fasisme
Baca juga: China sebut AS munafik karena kritik hubungannya dengan Rusia
Baca juga: Rusia: Pengendalian senjata, dialog dengan AS "tak ada dasarnya"

 

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024