London (ANTARA News) - Diplomasi Kultur ala mahasiswa Indonesia dalam balutan pameran batik, kuliah umum, pameran foto, talkshow di radio serta workshop batik di gelar di kota Ilmenau, Jerman.

Indri Rizkina Hapsari, mahasiswa S2 TU Ilmenau jurusan Media and Communication Science Public Relations Indonesien zu Gast in Ilmenau, kepada ANTARA London, Senin mengatakan kegiatan bertemakan "Indonesien zu Gast in Ilmenau," berlangsung dari bulan November 2013 hingga Maret 2014.

Dikatakannya keinginan mahasiswa Indonesia berpartisipasi aktif membantu pemerintah mempromosikan Indonesia.

Diharapkannya kegiatan yang dilakukan mahasiswa di kota Ilmenau dapat memberikan sumbangsih nyata bagi diplomasi Indonesia ke publik mancanegara.

Sementara itu Mira Rochyadi-Reetz, mahasiswa S2 jurusan Media and Communication Science TU Ilmenau, pencetus kegiatan mengatakan kegiatan bertujuan memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beragam kepada publik internasional, khususnya warga Jerman di kota Ilmenau.

Dikatakannya dalam persiapan maupun pelaksanaannya, diplomasi budaya melibatkan berbagai institusi milai dari pemerintah kota Ilmenau, KBRI di Berlin dan Konjen Frankfurt, serta kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, dan Technische Universitat Ilmenau beserta beberapa organisasi mahasiswa di kampus TU Ilmenau.

Selain memperkenalkan budaya Indonesia ke publik Ilmenau diplomasi kultur ini juga bertujuan memperkenalkan PPI Ilmenau kepada berbagai stakeholder yang terlibat, sekaligus sebagai wadah "networking".


Pameran Batik

Batik Nusantara tidak hanya menyimpan sejuta pesona, melainkan juga cerita dan filosofi dibalik motifnya.

Itulah pesan yang ingin disampaikan dalam Pameran Batik sebagai acara pertama dari rangkaian kegiatan Indonesien zu Gast in Ilmenau', yang diadakan di Goethe Stadt Museum, Ilmenau, Jerman.

Selain memperkenalkan keindahan batik nusantara kepada publik Jerman dan masyarakat internasional yang merupakan kerjasama Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Ilmenau dan Pemerintah Kota Ilmenau yang menjadi momentum peringatan 60 Tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman.

Pameran Batik diresmikan Minggu dengan Tarian Bali oleh Desta Pandegasari dan dilanjutkan dengan sambutan dari Walikota Ilmenau, Gerd-Michael Seeber.

Dalam sambutannya Walikota Ilmenau merasa terhormat dan senang bisa bekerja sama dengan mahasiswa Indonesia di Ilmenau.

"Suatu kehormatan bagi kami dapat bekerjasama dengan mahasiswa Indonesia. Saya senang dengan kerjasama yang dilakukan," ujarnya.

Dikatakannya diplomasi kulture yang digelar mahasiswa merupakan cerminan kerjasama antara Jerman dan Indonesia.

"Semoga semakin banyak mahasiswa Indonesia yang datang ke Ilmenau, terutama untuk melanjutkan studi ke TU Ilmenau," ujarnya.

Acara pembukaan pameran batik dihadiri wakil dubes Indonesia untuk Republik Federal Jerman Dr. Siswo Pramono menyampaikan informasi tentang beberapa motif batik nusantara.

Sementara itu Annegret Haake dan Rudolf Smend, kolektor Batik Nusantara asal Jerman, memberikan penjelasan mengenai Batik Nusantara.

Para undangan yang hadir pada acara pembukaan terkesan dengan pengetahuan yang mereka miliki tentang Batik Nusantara.

Hal menarik lainnya disamping pengetahuan mereka tentang Batik Nusantara, keduanya mengaku awal mula ketertarikan pada Batik Nusantara berawal dari keramahan Masyarakat Indonesia ketika berkunjung ke Bumi Pertiwi.

Pada akhir acara, ditampilkan beberapa contoh pemakaian Batik Nusantara seperti yang digunakan saat pernikahan, sebagai pelengkap kebaya, busana muslim modern, dan sebagai kemeja pria.

Acara fashion show' batik yang diperagakan mahasiswa Indonesia di TU Ilmenau pun mendapat sambutan yang meriah dari para hadirin.

Haake , pemerhati Batik Nusantara menjelaskan berbagai motif batik yang ada di pakaian oleh para diperaga.

Usai rangkaian acara pembukaan, undangan melihat koleksi Batik Nusantara milik Annegret Haake dan Rudolf Smend yang dipamerkan di Goethe Stadt Museum.

Pameran berlangsung hingga awal Maret 2014 ditutup dengan workshop batik oleh Annegret Haake.

Sementara itu Kepala GoetheStadt Museum Ilmenau, Kathrin Kunze, mengakui sangat tertarik menyelanggarakan pameran batik bekerjasama dengan mahasiswa Indonesia TU Ilmenau karena sebagai museum memiliki fungsi mendidik, dan pameran batik ini penting untuk mendidik masyarakat Ilmenau mengenai kultur Indonesia.

"Teknik membatik di Indonesia sangat menarik dan luar biasa. Saya sangat menghargai kerajinan tangan Indonesia terpelihara dengan baik, sedangkan di Jerman sudah jarang ditemui karena prosesnya memakan waktu," ujar Kathrin Kunze.

Annegret Haake, kolektor batik mengatakan kecintaan nya akan batik berawal dari karamahan keluarga Winotosastro, Yogyakarta.

"Saya adalah pecinta tekstil, dan pernah menjadi technical assistant di Johann Wolfgang Goethe University Frankfurt di bidang chemical crystallography dan mendalami 'symmetry'", ujarnya.

Menurut Annegret Haake, jatuh hati kepada batik sejak mengetahui banyak terdapat motif symmetry pada batik traditional, dan menariknya hal ini terjadi tanpa disadari pembuat batik itu sendiri. Sejak saat itulah saya mulai mendalami batik.

Mira Rochyadi-Reetz, mahasiswa S2 TU Ilmenau jurusan Media and Communication Science pencetus acara Indonesien zu Gast in Ilmenau mengatakan memperkenalkan budaya bangsa Indonesia yang sangat beragam, tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat.

Kegiatain dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan dengan variasi acara yang beragam, agar publik dapat mengenal Indonesia, lebih dari sekedar tari tarian, musik atau makanannya.

"Selain memperkenalkan budaya Indonesia, kegiatan bertujuan memperkenalkan organisasi mahasiswa Ilmenau kepada pemerintah kota Ilmenau dan institusi terkait, serta kepada organisasi lain di TU Ilmenau". (ZG)

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013