Ankara (ANTARA) - Para ilmuwan masih meneliti kemungkinan bahwa hujan lebat yang melanda kawasan Teluk pekan lalu diperparah oleh perubahan iklim.

Menurut CNN, 21 ilmuwan dari kelompok akademisi World Weather Attribution (WWA) telah mempelajari dampak perubahan iklim terhadap hujan deras yang mengganggu kehidupan warga di Oman, Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain, dan Yaman.

Melalui simulasi komputer yang membandingkan peristiwa cuaca nyata dengan dunia fiksi tanpa perubahan iklim, para peneliti juga menganalisis tingkat curah hujan di negara-negara Teluk dalam beberapa tahun belakangan.

Mereka juga mendapati bahwa dalam satu hari saja, curah hujan yang turun mencapai 10-40 persen lebih banyak dibandingkan dengan bumi tanpa pemanasan global akibat penggunaan batu bara, minyak dan gas alam.

Berfokus pada kemungkinan bahwa curah hujan diperparah oleh perubahan iklim, para peneliti menyimpulkan bahwa fenomena cuaca El Nino yang menyebabkan peningkatan suhu, kemungkinan juga menjadi faktor utama.

Hujan deras dan banjir di kawasan Teluk pekan lalu berdampak negatif pada kehidupan masyarakat di Oman, UAE, Bahrain, dan Yaman.

Cuaca buruk menyebabkan penutupan bandara, mengganggu penerbangan, dan mengganggu ekonomi.

Pemerintah UEA pada 16 April mengumumkan bahwa negara itu mencatat curah hujan tertinggi dalam 75 tahun terakhir.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Banjir Bandara Dubai, Emirates tangguhkan check-in hingga tengah malam
Baca juga: KJRI Dubai sempat terdampak banjir akibat cuaca ekstrem di UAE

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024