Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melibatkan warga setempat sebagai pusat perhatian dalam upaya merevitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Fitra Arda menyatakan strategi yang ditetapkan salah satunya dengan memperkuat ikatan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sebagai fondasi utama dalam proses revitalisasi.

“Pendekatan dari bawah ke atas dalam merencanakan kebudayaan adalah hal yang sangat penting,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Fitra menuturkan mendengar aspirasi masyarakat sangat tinggi sebagai langkah awal dalam penguatan ekosistem KCBN Muarajambi karena merekalah rohnya.

Ia menegaskan dengan menekankan peran sentral masyarakat maka pemerintah berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan KCBN Muarajambi termasuk melalui kerja sama yang erat antara pemerintah dan masyarakat setempat.

“Diharapkan tetap menjadi mercusuar budaya yang menginspirasi dan membanggakan bagi bangsa Indonesia,” ujar Fitra.

Baca juga: Kemendikbudristek perkuat KCBN Muarajambi lewat ekonomi kerakyatan

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Agus Widyatmoko pun menggarisbawahi visi untuk membangun delapan desa budaya di sekitar Muarajambi baik infrastruktur fisik maupun memperkuat identitas dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Selain itu, Tim Pendamping Desa Penyangga KCBN Muarajambi Ibe Karyanto menjelaskan sejumlah langkah strategis yang telah diambil untuk mendukung potensi dan memperkuat peran masyarakat dalam pelestarian dan pengembangan KCBN Muarajambi.

“Kami merancang berbagai program pendampingan, riset partisipatif, dan pembuatan kelembagaan desa untuk memastikan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses ini," ujarnya.

Sebagai contoh konkret dalam upaya ini, Ibe menggambarkan upaya warga desa di sekitar KCBN Muarajambi yang telah mengidentifikasi potensi lokal mereka dan mencari cara untuk mengembangkannya.

Dalam rangka mencapai tujuan itu, tim pendamping juga akan melaksanakan serangkaian kegiatan termasuk asesmen mendalam terhadap kondisi budaya di delapan desa sekitar Muarajambi.

“Ini termasuk membuat kalender kebudayaan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan budaya,” kata Ibe.

Baca juga: Mengintip peradaban Buddha abad ke-7 dari KCBN Muaro Jambi
Baca juga: KCBN Muarajambi jadi fokus Kemendikbudristek untuk diakui UNESCO

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024