Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dari Katapedia Deddy Rahman menyarankan bagi partai politik dan politisi untuk tidak mengesampingkan efek dari media sosial seperti Twitter dan Facebook.

"Dari kenyataan lapangan selama ini, media sosial justru mampu menggambarkan siapa pemenang dalam sebuah pemilu," kata Deddy di Jakarta, Senin.

Menurutnya beberapa contoh pemilu kepala daerah sudah membuktikannya.

"Lihat saja seperti apa tingginya popularitas Joko Widodo di Twitter menjelang pemilukada. Hasil akhir menunjukkan betapa liner-nya popularitas di media sosial dengan hasil akhir pemilu," katanya.

Contoh lainnya adalah kesuksesan sejumlah politisi meraih kursi kepala daerah setelah berhasil membangun popularitas di media sosial. Misalnya Alex Noerdin di Sumatera Selatan dan Soekarwo di Jawa Timur.

"Media sosial itu ibarat petanda dari Tuhan yang menggambarkan hasil akhir pemilu. Bahkan sampai di level pedesaan sekalipun masyarakat di situ sudah terbilang melek teknologi," katanya.

"Internet kini bisa diakses dengan mudah bermodalkan telepon genggam seharga Rp300 ribuan."

Kenyataan lainnya adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obama mampu melenggang menjadi orang nomor satu AS setelah berhasil membangun popularitas di Twitter.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013