Kupang (ANTARA News) - Nusa Tenggara Timur (NTT) optimis masih memiliki peluang meraih medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII/2008 meski tiga atlet kempo andalannya telah hengkang ke Kalimantan Timur. Peluang meraih medali pada peserta olahraga empat tahunan itu, karena sistem kaderisasi yang dilakukan selama ini sudah berlapis-lapis, kata salah seorang pelatih Kempo NTT, Gorge Hajon, di Kupang, Jumat. Dia mengemukakan hal itu, terkait persiapan Kempo sebagai salah satu cabang unggulan NTT menghadapi PON 2008, pasca hengkangnya tiga atlet kempo peraih medali emas PON 2004 ke Samarinda, Kalimantan Timur. "Kita punya kaderisasi berlapis-lapis, sehingga berapapun yang meninggalkan NTT dan bergabung dengan daerah lain, masih ada kader yang siap menggantikan posisi mereka," katanya. Empat atlet cabang kempo yang hengkang ke Kaltim yakni Kamilus D Leo, Mouritz Saubaki, Mansyur Yunus, Alfons Theodorus, Yules Puluk dan Yohanis Naben. Hengkangnya sejumlah atlet Kempo untuk bergabung dengan daerah lain, kata dia, justeru menjadi daya dorong tersendiri bagi atlet lapis bawah untuk berkembang lebih cepat. Apalagi, sistem kaderisasi yang dilakukan dalam cabang olahraga ini, tidak sama dengan cabang olahraga lain seperti atletik, tinju maupun silat. Dalam sistem kaderisasi di Kempo, setiap kenhsi atau atlet yang berprestasi, akan diberikan peluang untuk mewakili cabang olahraga Kempo pada setiap kejuaraan. "Jadi yang menjadi utusan NTT adalah benar-benar karena berprestasi. Bukan karena keluarga atau persekongkol dengan pengurus. Hari ini anda juara, tetapi kalau besok ada kalah, maka yang menang akan menggantisikan posisi anda," katanya. Ini prinsip yang digunakan dalam sistem pengkaderan selama ini, sehingga tidak ada yang abadi di Kempo karena yang dipilih adalah mereka yang berprestasi, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006