Timika (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sentul Bogor mengatakan bahwa sampah menjadi sumber awal terjadinya bencana alam, akibat kebiasaan membuang sampah sembarangan oleh masyarakat.

Widyaswara Ahli Muda Pusdiklat PB BNPB Sentul Bogor Jajat Suarjat kepada ANTARA di Timika, Selasa, mengatakan bahwa dirinya memberikan penguatan pada sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) rawan bencana yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

"Jadi memang penyebab utama sering terjadinya bencana banjir yakni kebiasaan membuang sampah sembarangan ke sungai," katanya.

Menurut Jajat, edukasi bagi masyarakat sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan mengenai dampak dari membuang sampah sembarangan di sungai.

Baca juga: Pengurus 33 KTB Yogyakarta disahkan kembali gerakkan mitigasi sampah

Baca juga: Dedi Mulyadi gotong-royong bersama warga bersihkan sampah atasi banjir


"Kita perlu menyadarkan masyarakat bahwa membuang sampah ke sungai akan sangat tinggi potensi terjadi banjir," ujarnya.

Dia menjelaskan jika kejadian bencana sering terjadi, maka yang harus dilakukan yakni mitigasi dengan melihat potensi-potensi daerah yang rawan mengalami bencana banjir.

"Kita bisa lihat daerah mana saja yang tanggulnya jebol maka dibuatkan proses mitigasinya, dengan bekerjasama dengan BMKG dan Badan Waduk Sungai (BWS)," katanya lagi.

Dia menambahkan BMKG berfungsi memberikan peringatan dini jadwal hujan lebat terjadi pada bulan apa, dan BWS memberitahukan informasi sungai yang rawan terjadi bencana.

"BPBD sendiri bertugas mengkoordinir semua stakeholder termasuk masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan banjir, jika sudah terlanjur terjadi maka BPBD harus menjadi koordinator tanggap darurat guna menyelamatkan masyarakat," ujarnya lagi.*

Baca juga: Pemkab Bangka fokus tangani sampah cegah bencana alam

Baca juga: Komunitas Peduli Ciliwung aktif ajak warga peduli lingkungan

Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024