Kami berharap letak Bandara Frans Kaisiepo sangat strategis menjadi salah satu poros maritim dunia di Pasifik
Biak (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor Onny Dangeubun menyatakan Bandara Frans Kaisiepo Kabupaten Biak Numfor, Papua pada 2024 masih menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara dari Kepulauan Pasifik.

"Wisatawan dari negara di Kepulauan Pasifik dan Eropa lebih dekat ke Biak sehingga status Bandara Internasional Frans Kaisiepo perlu dipertahankan," ujar Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor Onny Dangeubun di Biak, Selasa.

Baca juga: BPS: Ekspor Papua terbesar lewat Bandara Frans Kaisiepo pada Januari 

Diakuinya, pada 2023 saat pelaksanaan Sail Teluk Cenderawasih (STC) di bulan Oktober -November banyak wisatawan mancanegara mengunjungi pulau Biak.

Keberadaan Bandara Frans Kaisiepo Biak, menurut Onny, menjadi strategis secara dunia karena berada di bibir lautan Pasifik.

Bahkan keberadaan Bandara Frans Kaisiepo Biak ke depan, lanjut dia, telah dipersiapkan menjadi bandara antariksa dunia.

"Kami berharap letak Bandara Frans Kaisiepo sangat strategis menjadi salah satu poros maritim dunia di Pasifik," katanya.

Ia mengatakan, adanya keputusan Menteri Perhubungan RI mengalihkan status bandara Internasional Frans Kaisiepo menjadi bandara domestik patut ditinjau kembali.

Secara geopolitik dan program strategis nasional, menurut Onny, keberadaan Bandara Frans Kaisiepo begitu strategis sebagai beranda terdepan Indonesia di Pasifik.

Baca juga: Bandara Beijing tangani lebih dari 4 ribu penerbangan di libur May Day

"Harapan kami sebagai Kadis pariwisata Biak saya berharap status bandara Internasional Frans Kaisiepo tetap saja dipertahankan," harapnya.

Sementara itu, Kadis Perikanan Biak Numfor Effendi Igirisa mengaku, sesuai program strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menjadikan Bandara Frans Kaisiepo sebagai hub kargo angkutan udara untuk ekspor perikanan ke negara tujuan Narita Jepang.

"Adanya perubahan status bandara Internasional Frans Kaisiepo sesuai Keputusan Menhub 2024 hanya melayani penerbangan domestik dalam negeri dapat mengurangi beberapa rencana kegiatan ekspor perikanan dari Biak," ujar Effendi.

Ia mengatakan, bahkan saat Presiden Joko Widodo meresmikan kampung nelayan modern (Kalamo) Samber-Binyeri akan mengaktifkan kembali penerbangan Internasional langsung dari Biak untuk mendukung ekspor ikan tuna segar ke negara tujuan Jepang, China dan Amerika.

Baca juga: Garuda Indonesia batalkan penerbangan di Bandara Djalaluddin Gorontalo

Pewarta: Muhsidin
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024