Gunung Ibu diamati secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara
Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan jumlah gempa meningkat secara signifikan dalam kurun waktu sepekan terakhir pada Gunung Ibu yang terletak di Pulau Halmahera, Maluku Utara.

"Pengamatan kegempaan Gunung Ibu menunjukkan seismisitas yang tinggi. Rekaman kegempaan didominasi oleh jenis gempa letusan, gempa hembusan, dan gempa vulkanik," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam laporan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Gunung Ibu erupsi selama 88 detik luncurkan abu setinggi 1.000 meter
 
Berdasarkan data Badan Geologi, jumlah gempa tercatat sebanyak 31 kali pada 23 April 2024, lalu meningkat signifikan menjadi 449 kali gempa pada 24 April 2024, kemudian naik menjadi 783 kali pada 26 April 2024.
 
Jumlah gempa sempat mengalami penurunan menjadi 486 kali gempa pada 27 April 2024, lalu kembali naik ke angka 541 kali gempa pada 28 April 2024, dan meningkat signifikan mencapai 1.215 kali gempa pada 29 April 2024.
 
"Dengan seringnya terjadi hujan abu di pemukiman sekitar lereng Gunung Ibu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker), dan mata (kacamata)," kata Wafid.
 
Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: Gunung Ibu meletus lontarkan abu vulkanik setinggi 3,5 kilometer
 
Gunung Ibu diamati secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.
 
Dalam sejarah aktivitas vulkaniknya, letusan Gunung Ibu tercatat sejak 1911 dan mulai 1998 kembali mengalami letusan hingga saat ini dengan selang waktu erupsi terpendek satu tahun. Sejak 1999 hingga saat ini Gunung Ibu mengalami erupsi menerus.
 
Kondisi terkini Gunung Ibu adalah terbentuknya kubah lava di dalam kawahnya dengan pertumbuhan yang cukup signifikan hingga telah melampaui dinding kawah sehingga mengakibatkan terjadinya guguran lava ke arah utara dan barat laut.
 
"Tingkat aktivitas Gunung Ibu masih tinggi, namun demikian tidak terjadi perubahan ancaman bahaya yang signifikan sehingga tingkat aktivitas masih berada pada level II atau waspada," kata Wafid.
 
"Dalam tingkat aktivitas level II itu masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 3,5 kilometer dari pusat kawah aktif," pungkasnya.

Baca juga: Gunung Ibu kembali erupsi muntahkan abu vulkanik setinggi 2.000 meter

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024