Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, terus berjuang secara politik untuk bisa menempatkan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL). "Memang ada masalah, karena katanya Israel belum setuju," kata Presiden di Istana Bogor, Sabtu, saat berdialog dengan para veteran dan purnawirawan TNI. Dalam pertemuan tersebut hadir pula, antara lain Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Widodo AS, Menhan Juwono Sudarsono, serta Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto. Sementara itu, dari kalangan veteran dan purnawirawan tampak hadir Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia, Purbo Suwondo, Ketua Umum Pepabri Poetera Astaman, Wismoyo Arismunandar, Saleh Basarah, serta M. Sanusi. Kepala Negara yang berbicara tanpa teks mengatakan, Pemerintah Lebanon yang minta Indonesia untuk mengirimkan pasukan perdamaian di sana. Oleh karena ada keberatan dari Pemerintah Israel, maka Pemerintah Indonesia akan terus berjuang secara politik, agar penempatan prajurit TNI tersebut bisa dilakukan. Yudhoyono telah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri (PMP) Malaysia Abdullah Badawi selaku Ketua Organisasi Konferensi Islam OKI) dan juga mengirim surat kepada PBB tentang masalah tersebut. "Look bad kalau Indonesia yang merupakan representasi negara OKI tidak bisa ikut mengawal perdamaian di sana," kata Kepala Negara. Presiden juga mengatakan, Indonesia pernah mengirimkan pasukan TNI ke Sinai, Mesir, untuk bergabung dengan pasukan PBB guna mengawasi keamanan di sana. "Dulu kita, dalam beberapa gelombang mengirimkan pasukan perdamaian ke Sinai," demikian Presiden. Saat masih aktif selaku personel TNI, Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah bertugas untuk pasukan perdamaian PBB di eks-negara Yugoslavia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006