deflasi terdalam terjadi di Sumatera Barat sebesar 0,30 persen mtm
Jakarta (ANTARA) - Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mencatat bahwa empat provinsi mengalami deflasi secara bulanan (month-to-month/mom) selama April 2024, sementara 34 provinsi lainnya mengalami inflasi.

“Inflasi tertinggi sebesar 1,2 persen mtm terjadi di Papua dan Papua Tengah sementara deflasi terdalam terjadi di Sumatera Barat sebesar 0,30 persen mtm,” kata Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis.

Pihaknya mencatat bahwa tiga provinsi lain yang juga mengalami deflasi adalah Lampung dengan tingkat deflasi sebesar 0,01 persen mtm, Sulawesi Barat 0,27 persen mtm, dan Sumatera Utara 0,04 persen mtm.

Sementara itu, secara tahunan (year-on-year/yoy), ia menuturkan bahwa seluruh provinsi mengalami inflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Gorontalo dengan inflasi sebesar 4,65 persen yoy, sedangkan inflasi terendah terjadi di Papua dengan inflasi sebesar 1,78 persen yoy,” ucapnya.

Baca juga: BPS: Jumlah penumpang pesawat domestik turun dipengaruhi Ramadhan

Baca juga: BPS: Bandara dicabut status internasionalnya hanya layani 169 wisman


BPS mencatat bahwa inflasi bulanan pada April 2024 mencapai 0,25 persen mtm dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen year-to-date (ytd) dan inflasi tahunan sebesar 3 persen yoy.

Amalia menuturkan bahwa berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,04 persen yoy sehingga memberikan andil sebesar 1,98 persen terhadap inflasi keseluruhan.

Menurutnya, komoditas yang memberikan andil inflasi dalam kelompok ini antara lain beras, daging ayam ras, bawang merah, tomat dan sigaret kretek mesin.

“Komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman dan tembakau yang juga memberikan andil inflasi cukup signifikan antara lain emas perhiasan, tarif angkutan udara dan nasi dengan lauk,” ujarnya.

Sedangkan menurut komponen, BPS mencatat bahwa komponen harga bergejolak mengalami inflasi tahunan terbesar, yakni 9,63 persen yoy dengan andil inflasi sebesar 1,53 persen.

“Komoditas yang dominan (menyumbangkan inflasi) adalah beras, daging ayam ras, bawang merah, tomat, bawang putih, dan cabai merah. Tekanan inflasi komponen harga bergejolak memang mulai melemah, tapi tingkat inflasinya masih relatif tinggi,” kata Amalia.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 1,82 persen yoy dengan andil inflasi sebesar 1,17 persen akibat inflasi komoditas emas perhiasan, gula pasir dan nasi dengan lauk.

“Sementara komponen dengan harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,54 persen yoy. Komponen ini memberikan andil sebesar 0,30 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara,” ujarnya.

Baca juga: BPS sebut bawang merah jadi komoditas pangan dengan inflasi tertinggi

Baca juga: BPS: Inflasi April 2024 capai 0,25 persen


Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024