Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat, bergerak naik 15 poin menjadi Rp11.979 per dolar AS dari posisi 6 Desember.

"Nilai tukar rupiah menguat awal pekan ini namun cenderung terbatas karena pelaku pasar uang juga masih wait and see terhadap kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Pergerakan dolar AS tertahan oleh masih positifnya nilai tukar euro setelah bank sentral eropa (ECB)  merumuskan kebijakan ekonomi, kata dia.

Selain itu, ia memperkirakan, Bank Indonesia (BI) masih melakukan intervensi di pasar uang domestik sehingga nilai tukar rupiah cenderung menguat meski dalam kisaran yang sempit.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, data ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan juga membawa sentimen positif.

"Itu dapat memberikan sentimen positif mengingat perbaikan ekonomi China dapat menimbulkan harapan akan membaiknya kondisi neraca perdagangan Indonesia. China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia," kata dia.

Meski demikian, lanjut dia, nilai rupiah kemungkinan masih terpengaruh oleh kemungkinan pengurangan stimulus the Federal Reserve Amerika Serikat setelah data tenaga kerja negara menunjukkan pebaikan.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013