Tangerang (ANTARA News) - Keluarga korban kecelakaan KRL di Bintaro masih menunggu penjelasan resmi dari PT Pertamina dan PT Kereta Api Indonesia terkait insiden yang merenggut tujuh korban jiwa itu.

"Kami masih menunggu etika baik penjelasan dari Pertamina dan PT KAI terkait insiden ini meski kami sudah menerimanya dengan ikhlas," kata Lus Kesaulya, adik ipar dari korban bernama Rosa Elisabeth Kesaulya (73 tahun), ketika ditemui di rumah duka di Jalan Camar X Blok AJ No.2 Bintaro Sektor 3, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Selasa.

Ia mengatakan, keluarga ingin mengetahui penjelasan kedua pihak terkait tanggung jawab dan proses kelanjutan dari insiden ini.

Sebab, peristiwa kecelekaan kereta ini karena adanya kesalahan dari kecerobohan supir truk tangki BBM menerobos palang pintu.

Pihak kelurga baru menerima kedatangan dari pihak Jasa Raharja yang akan memberikan bantuan. Namun, bukan bantuan semata yang menjadi perhatian saat ini tetapi pelayanan untuk kedepannya.

"Jangan sampai kejadian ini kemudian terjadi lagi. Sebab, jika sudah terjadi dan ada korban, sulit mengembalikannya dan tidak bisa saling menyalahkan," katanya.

Cella Corputty, selaku keponkan korban, berharap agar proses penyelidikan oleh kepolisian dapat segera tuntas dan diketahui penyabab dari kecelakaan tersebut.

Selain itu, dirinya pun meminta agar jenazah dapat segera diberikan kepada keluarga agar segera diurus untuk pemakaman.

"Kalau dari Pertamina dan PT KAI ingin tanggung jawab dalam pemakaman namun keluarga ingin tahu dahulu bentuknya seperti apa," katanya.

KRL Commuterline jurusan Serpong - Tanah Abang menabrak truk tangki pembawa bahan bakar minyak milik PT Pertamina terjadi pada Senin (9/12) pukul 11.15 WIB.

Kecelakaan tersebut membuat ledakan yang membakar gerbong KRL yang khusus perempuan serta kendaraan truk tangki milik PT Pertamina. Beberapa penumpang meninggal dan puluhan lainnya luka - luka.

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013