Jakarta (ANTARA News) - Pemahaman tentang perubahan iklim perlu diberikan sejak dini kepada anak-anak agar mereka memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.

Sekarang, menurut Sekretaris Kelompok Kerja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Ari Mochammad, ada kalanya masyarakat menjawab tidak tahu ketika ditanya seputar perubahan iklim.

"Misalnya ketika ditanya 'apakah Anda sadar udara yang Anda hirup mengandung zat tertentu? Jawabannya 'tidak'. Pertanyaan terlalu teknis," kata Ari Mochammad dalam acara diskusi mengenai Kota dan Perubahan Iklim yang diadakan oleh Mercy Corps, siang ini.

Padahal, lanjutnya, bahasa tubuh masyarakat mengatakan bahwa individu telah merasakan dampak perubahan iklim. "Pakai masker, itu menunjukkan mereka tahu (perubahan iklim)."

Pemahaman mengenai isu perubahan iklim menurutnya bisa diberikan sejak dini, melalui taman kanak-kanak misalnya. Tantangannya, bagaimana pengajar memberikan pemahaman dengan bahasa yang dapat dimengerti sesuai dengan usia pelajar.

"Penggunaan bahasa yang rumit dikhawatirkan menimbulkan kesalahan dalam definisi, memberi kesimpulan sehingga pendekatan yang dilakukan pun salah," lanjutnya.

Isu perubahan iklim tidak melulu menjadi ranah sains. Ari berpendapat, pelajaran mengenai moral hingga agama pun dapat disisipi isu perubahan iklim.

"Misalnya di agama, dalam konteks kita mengimplementasikan ajaran, tidak merusak alam," katanya.

Indonesia sebagai negara kepulauan tropis dengan jumlah penduduk yang tinggi berpotensi mengalami dampak perubahan iklim.

Indonesia sudah merasakan dampak perubahan iklim seperti kekeringan panjang, banjir, fluktuasi temperatur ekstrem, penurunan produktivitas pertanian, penyakit berbasis vektor, cuaca dan iklim ekstrim, dan degradasi lahan.

Menurut Ratri Sutarto, Manajer Program Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN), mengatasi dampak perubahan iklim merupakan isu strategis yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan.

Dengan adanya pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab kerentanan serta risiko iklim lokal, para pemangku kepentingan kota akan dapat merumuskan strategi yang lebih baik.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013