Jumlah pastinya ada 4.603 orang pekerja migran di sektor formal. Mereka sudah tercatat dan berangkat ke negara penempatan secara legal dari penyalur resmi
Cirebon (ANTARA) -
Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengatakan, sekitar 43,65 persen pekerja migran asal daerahnya bekerja di sektor formal untuk beberapa negara penempatan pada 2023.
 
“Jumlah pastinya ada 4.603 orang pekerja migran di sektor formal. Mereka sudah tercatat dan berangkat ke negara penempatan secara legal dari penyalur resmi,” kata Kepala Disnaker Kabupaten Cirebon Novi Hendrianto di Cirebon, Senin.
 
Menurut dia, sektor formal yang dimaksud adalah pabrik, perkantoran hingga bidang jasa yang sudah terisi oleh tenaga kerja asal Cirebon pada tahun tersebut.
 
Novi menjelaskan, persentase pekerja migran yang bekerja di sektor formal itu cenderung meningkat dengan tersedianya lowongan pekerjaan di beberapa negara khususnya Jepang dan Korea Selatan.
 
“Sudah mengalami pergeseran, presentasenya saat ini sedikit demi sedikit banyak bekerja di sektor formal,” ujarnya.
 
Ia mengatakan mayoritas pekerja migran itu telah mengikuti pelatihan dari segi bahasa maupun keterampilan, sehingga bisa beradaptasi dengan baik selama berada di negara penempatan.
 
Selain itu, Disnaker Kabupaten Cirebon turut mendampingi mereka untuk menempuh jalur resmi sebelum diberangkatkan. Tujuannya agar para pekerja tetap terlindungi dan memperoleh semua haknya.
 
Novi menekankan Pemkab Cirebon mendukung masyarakat yang hendak bekerja ke luar negeri, mengingat tingginya permintaan terhadap tenaga kerja asal Indonesia.
 
“Kita punya bonus demografi. Jadi kita isi kekurangan tenaga kerja di sana. Kalau Jepang dan Korea Selatan banyaknya sektor formal,” tuturnya.
 
Secara keseluruhan, kata dia, pekerja migran yang diberangkatkan ke luar negeri sampai akhir 2023 jumlahnya mencapai 10.545 orang dengan dominasi penempatan yaitu Taiwan.
 
“Dari jumlah itu, pekerja migran memang masih didominasi yang bekerja di sektor domestik sekitar 5.942 orang atau 56,35 persen,” katanya.
 
Ia menambahkan jumlah pekerja migran yang dikirim ke luar negeri itu meningkat, karena pada 2022 jumlahnya hanya sebanyak 7.539 orang.
 
Meski begitu, ia menjelaskan upaya menambah lapangan kerja terus dilakukan untuk mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Cirebon.
 
Semua dinas terkait di lingkungan Pemkab Cirebon sudah berkolaborasi guna mendatangkan para investor agar menanamkan modal, sehingga lapangan kerja itu tersedia.
 
“Kita berusaha agar lapangan kerja di dalam negeri terutama di Cirebon tetap tersedia. Sebab saat ini posisi Cirebon naik sebagai daerah asal pekerja migran. Di nasional, tadinya posisi kelima sekarang keempat. Kalau di Jawa Barat, tetap di urutan kedua,” ucap dia.

Baca juga: Bupati: Cirebon diproyeksikan jadi daerah industri di Kawasan Rebana
Baca juga: Warga Cirebon memanfaatkan lahan kering Waduk Setupatok untuk bertani
Baca juga: Festival Layangan Internasional angkat wisata pesisir Cirebon

 

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024