Banjarmasin (ANTARA News) - Debit air di Sungai Barito, Kalsel, turun drastis menyebabkang sedikitnya 13 kapal tongkang pengangkut batubara terjebak di lumpur di jalur lalu-lintas air paling ramai di propinsi itu. Wartawan ANTARA News di Banjarmasin, Senin, melaporkan bahwa peristiwa itu berawal dari terjebaknya tiga kapal tongkang di dekat Pelabuhan Trisaksi Banjarmasin yang selanjutnya disusul oleh 10 tongkang lain yang ada di belakangnya. Akibat terjebaknya 13 kapal tongkang itu, tidak kurang dari 30 kapal yang kini berada di Pelabuhan Trisakti tidak bisa keluar. Demikian juga dengan dua kapal tangker bermuatan bahan bakar minyak (BBM) yang hendak masuk ke pelabuhan itu juga tertahan, padahal kapal itu hendak mamasok kebutuhan bahan bakar untuk wilayah Kalsel. Selain kapal tanker pengangkut BBM, kapal penumpang KM. Marina Nusantara, kapal cargo dan beberapa kapal lainnya juga mengalami nasib serupa. Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Banjarmasin, Sufrisman Djaffar, menginstruksikan bahwa pemilik kapal tongkang yang terjebak harus menarik kapal-kapalnya itu malam ini juga karena lalu-lintas menjadi terganggu. "Kondisi alur sudah semakin kritis, untuk kapal darurat (penolong) saja, kini tidak bisa masuk, apalagi ketinggian air pasang kini hanya mencapai 2 meter, dari sebelumnya empat hingga lima meter," katanya. Mengatasi kondisi yang semakin gawat tersebut, Senin siang ini, seluruh pengusaha batu bara, pengusaha pelayaran dan pihak-pihak terkait di kumpulkan untuk melakukan koordinasi mengatasi kondisi alur Barito yang semakin parah. Menurutnya, pihaknya akan mendesak pengusaha batu bara untuk mengeluarkan tongkangnya, dengan cara apapun, apakah dengan kapal pandu atau apa saja. "Saya tidak akan memberikan toleransi, pokoknya malam ini juga seluruh tongkang harus keluar, besok kapal BBM, penumpang dan lainnya yang menjadi prioritas harus sudah masuk," katanya. Khusus tangker BBM, penumpang dan kargo yang akan masuk alur pada saat air pasang yaitu pukul 05:00 Wita dengan dikawal kapal pandu agar tidak terjebak di lumpur. Menurutnya, sejak kemarin ada 19 kapal yang terjebak, namun enam diantaranya sudah berhasil meloloskan diri. Situasi semacam ini, menurut Asisten Manager Kepanduan PT Pelindo III Banjarmasin, Captain Edy Mulyono, akan berlangsung sampai pertengahan September dan sejak 26 Agustus kemarin tingkat kesurutan air laut sangat signifikan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006