Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan agar efektivitas upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) seperti menguras, mengubur dan menutup (3M) harus ditingkatkan.

"Tren peningkatan kasus DBD dan jumlah orang yang meninggal harus segera diatasi dengan langkah yang efektif. Gerakan preventif harus benar-benar diterapkan dengan tepat sasaran," kata Rerie, sapaan karibnya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, sejumlah upaya untuk mewujudkan sebuah gerakan pencegahan DBD harus masif dilakukan.

Terlebih, lanjut dia, faktor geografis Indonesia yang dipengaruhi perubahan cuaca dan iklim tropis menjadi tempat berkembang biak nyamuk pembawa virus demam berdarah, Aedes Aegypti.

"Terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang berpotensi meningkatkan populasi nyamuk Aedes Aegypti harus diimbangi dengan upaya pencegahan yang lebih masif dan terukur dengan melibatkan aparat dan masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Kemenkes: Pencegahan masih yang paling efektif dalam penanganan DBD

Baca juga: DBD naik tiga kali lipat, Kemenkes: Fasyankes belum kewalahan


Dia pun mendorong agar para pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah berperan aktif dalam upaya pencegahan DBD di Tanah Air.

Dengan demikian, tambah dia, jumlah kasus DBD di Indonesia dapat konsisten ditekan dan berkurang dari tahun ke tahun.

"Saat ini dibutuhkan keseriusan dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dalam upaya pencegahan DBD, yang merupakan bagian dari langkah negara memberi perlindungan kepada setiap warganya dari berbagai ancaman, termasuk ancaman kematian akibat DBD," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa terdapat 621 kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) pada minggu ke-17 tahun 2024, sementara itu pada periode yang sama pada 2023 terdapat 209 kematian.

Dalam keterangan yang diterima dari Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis (2/5), pada minggu ke-17 terdapat 88.593 kasus DBD, sementara pada periode yang sama pada 2023 ada 28.579 kasus.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024