Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Kamis sore melemah menjadi Rp12.016 per dolar AS seiring dengan munculnya isu percepatan pengurangan stimulus keuangan (tapering off) the Fed.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah sebesar 26 poin menjadi Rp12.016 dibanding posisi sebelumnya (11/12) Rp11.990 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa isu terkait percepatan pengurangan stimulus keuangan the Fed menjadi sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah.

"Sebenarnya, pelemahan rupiah saat ini bukan karena fundamental, tetapi sentimen eksternal yang belum pasti sehingga menjadi ajang spekulan di pasar uang domestik," ujar Ruly Nova.

Menurut dia, melihat data pengangguran AS yang belum sesuai target the Fed, pengurangan stimulus keuangan AS belum akan dilakukan. Salah satu indikator "tapering" dilakukan yakni angka pengangguran AS sebesar 6,5 persen, saat ini masih di kisaran tujuh persen.

Ruly Nova menambahkan, Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di posisi 7,5 persen mencerminkan inflasi Indonesia ke depan stabil dengan kecenderungan turun.

"Diharapkan rupiah akan kembali menguat terhadap dolar AS menyusul fundamental ekonomi Indonesia masih positif," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.025 dibanding sebelumnya (11/12) di posisi Rp12.005 per dolar AS. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013