Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 70 persen bahan baku komponen otomotif nasional masih diimpor dari beberapa negara di kawasan Asia, antara lain dari Singapura, Taiwan, China dan Thailand, kata Ketua Umum Gabungan Industri Alat Motor dan Mobil (GIAMM) Hadi Suryadipraja di Jakarta, Senin. Ia mengatakan impor bahan baku komponen itu masih terus dilakukan karena harga bahan baku komponen buatan dalam negeri lebih mahal. Komponen otomotif yang diimpor antara lain rantai, rem, baterai dan gigi tranmisi. "Kalau mau memproduksi komponen otomotif di negeri sendiri, harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan impor, sebab kebutuhan dalam negeri masih relatif kecil. Kalau ingin mendapat harga bahan baku komponen otomotif lokal yang murah, produk komponen harus diproduksi dalam jumlah banyak," katanya. Apalagi, katanya, saat ini kebutuhan otomotif dalam negeri sedang turun sehingga pasar tidak mendukung untuk membeli bahan baku komponen lokal yang mahal. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), impor bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor (komponen otomotif) di Indonesia selama tahun 2001-2004 mengalami naik turun. Jika pada tahun 2001 sebesar 144.42 juta kg, tahun 2002 turun menjadi sebesar 127.04 juta kg, tahun 2003 naik menjadi 139.27 juta kg, dan tahun 2004 menjadi sekitar 163.69 juta kg. "Yang diinginkan adalah jumlah impor tetap sedangkan ekspor naik. Namun kenyataannya situasi saat ini memang sebagian besar bahan baku masih diimpor," kata Hadi. Disebutkan dalam data BPS itu, jenis barang impor dari China periode Januari-Desember 2002-2004 untuk bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor yaitu 11.68 juta kg, 10.11 juta kg, dan 18.30 juta kg atau senilai 11.41 juta dolar AS. Sedangkan jumlah impor komponen otomotif periode Januari-Desember 2002-2004 dari negara-negara lain yaitu Singapura, Taiwan dan Thailand masing-masing 3,17 juta kg, 2,91 juta kg, dan 2,76 juta kg; 5,61 juta kg, 5,4 juta kg, dan 8,35 juta kg; dan 8,24 juta kg, 11,79 juta kg, dan 14,86 juta kg.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006