Itu merupakan pembalasan atas serangan pesawat tak berawak di Hangu."
Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Sedikitnya empat prajurit tewas dan lima lain cedera ketika konvoi militer mereka dihantam ledakan bom pinggir jalan di Pakistan baratlaut, Kamis, kata sejumlah pejabat keamanan.

Ledakan itu terjadi ketika konvoi tersebut melewati desa Spinwam, sekitar 45 kilometer sebelah timur Miranshah, kota utama di kawasan suku Waziristan Utara, yang dianggap sebagai sarang Taliban dan militan yang terkait dengan Al Qaida di perbatasan Afghanistan-Pakistan, lapor AFP.

Para pejabat Pakistan menyalahkan serangan itu pada "penjahat" -- istilah yang mereka gunakan untuk menyebut Taliban.

"Dua prajurit lagi mati syahid. Jumlah korban tewas kini empat orang, bom rakitan pinggir jalan itu dipasang oleh penjahat," kata seorang pejabat keamanan senior kepada AFP, memperbarui jumlah korban tewas sebelumnya dua orang.

Lima prajurit lain cedera akibat ledakan tersebut, tambah pejabat itu.

Seorang pejabat keamanan yang lain mengatakan, satu truk militer rusak parah dalam serangan itu.

Ansarul Mujahideen, kelompok kurang dikenal yang terkait dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Itu merupakan pembalasan atas serangan pesawat tak berawak di Hangu," kata Abu Baseer, juru bicara kelompok itu, kepada AFP melalui telepon, dan ia mengancam akan melancarkan serangan lebih lanjut.

Hangu adalah sebuah distrik yang terletak di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, dimana serangan pesawat tak berawak AS terhadap sebuah sekolah pesantren menewaskan enam militan pada November.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013