IHSG pun akan sulit bangkit dengan maraknya aksi jual...
Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat dibuka kembali melemah 5,42 poin atau 0,13 persen menjadi 4.206,80, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,77 poin (0,25 persen) ke level 698,47 seiring dengan pelemahan mayoritas bursa saham di kawasan Asia.

"Laju mayoritas bursa saham Asia, termasuk IHSG BEI kembali mengalami pelemahan seiring imbas sentimen pembahasan anggaran AS dan tapering off  stimulus The Fed," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa berkurangnya ketidakpastian fiskal di AS bisa mendorong permintaan konsumen maupun bisnis tahun depan sehingga pertumbuhan ekonomi AS menjadi lebih baik.

"Kondisi itu, memberikan ruang the Fed untuk melakukan pengurangan stimulus keuangannya semakin terbuka, dan imbasnya dana investasi di emerging market seperti Indonesia akan berkurang," katanya.

Di sisi lain, lanjut Reza, laju mata uang rupiah yang masih mengalami pelemahan terhadap dolar AS memberikan gambaran masih akan terjadinya aksi jual di pasar saham domestik.

"IHSG pun akan sulit bangkit dengan maraknya aksi jual tersebut. Diperkirakan IHSG akan berada pada kisaran 4.196-4.238 poin," katanya.

Analis Anugerah Sekurindo Indah Bertoni Rio menambahkan bahwa konsensus produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal empat 2013 yang diprediksi naik menjadi 2,5 persen dapat dijadikan acuan the Fed untuk pengurangan stimulus keuangan.

"Akibatnya, kondisi itu menekan bursa saham emerging market termasuk IHSG BEI, meski Bank Indonesia telah menetapkan suku bunga acuan (BI rate) pada Desember 2013 tetap di posisi 7,5 persen," katanya.

Ia memperkirakan pergerakan indeks BEI pada Jumat di kisaran 4.190-4.240 poin. Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 24,45 poin (0,11 persen) ke level 23.193,67, indeks Nikkei-225 naik 59,70 poin (0,39 persen) ke level 15.401,52 dan Straits Times melemah 17,46 poin (0,57 persen) ke posisi 3.041,58.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013