Khartoum (ANTARA News) - Presiden Sudan Omar al-Bashir tidak akan menemui utusan yang dikirim ke Khartoum oleh Presiden AS George W. Bush untuk mendesakkan pengerahan pasukan penjaga perdamaian di Darfur, jurubicaranya mengatakan, Senin. Pembantu menlu Jendayi Frazer tiba di Sudan Sabtu dengan pesan untuk minta pada Bashir untuk menerima rancangan resolusi AS-Inggris bagi pengerahan tentara PBB di Darfur yang dirusak perang. Namun jurubicara presiden Mahjud Fadul Badri mengatakan: Bashir tidak akan menemui (Frazer) karena ketidakleluasaan pengaturan jadwal. Frazer diperkirakan akan meninggalkan Darfur Senin malam. Ia telah menyampaikan pesannya pada penasehat Bashir, Majzub al-Khalifa Ahmad, Minggu. "Jawaban telah diberikan padanya yang mana Bashir mengulangi lagi bahwa ia masih menentang pengerahan tentara PBB," tambah Badri dikutip AFP. Kedatangan diplomat penting Washington untuk Afrika itu disambut di bandara Sabtu oleh massa yang marah yang menyanyikan slogan anti-AS dan pemrotes juga mengikutinya ke kedubes AS di Khartoum, Minggu. Masyarakat intenasional, yang dipimpin oleh AS, telah memperkuat tekanan pada Khartoum untuk menerima pengerahan pasukan penjaga perdamaian PBB yang kuat untuk mengambilalih dari kesatuan Afrika yang diperangi. Satu perjanjian damai telah ditandatangani Mei oleh Khartoum dan kelompok pemberontak penting Darfur tapi dua kelompok pemberontak lainnya yang mengambil bagian dalam pembicaraan menolak untuk mensahkan perjanjian itu. Washington dan organisasi kemanusiaan telah menyuarakan keprihatinan mengenai penambahan tentara belum lama ini di Darfur yang dapat menggembar-gemborkan meledaknya pengaliran darah baru. Sekitar 300.000 orang telah tewas karena pengaruh gabungan perang dan kemiskinan sejak pemerintah Sudan dan milisi Janjaweed melancarkan serangan sengit untuk menghancurkan pemberontakan gerilyawan yang meletus Februari 2003.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006