Gorontalo (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Gorontalo segera menurunkan tim untuk menelusuri dugaan perundungan siswa yang terjadi di lingkungan SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan(Disdik) Provinsi Gorontalo Rusli Wahjudewey Nusi di Gorontalo, Sabtu mengatakan terkait kejadian tersebut pihaknya belum menerima informasi dari pihak SMA Terpadu Wira Bhakti.

"Saya belum menerima informasi kejadiannya, tapi kami akan turunkan tim untuk mendata," katanya.

Ia mengatakan bahwa SMA Terpadu Wira Bhakti merupakan sekolah swasta yang dikelola langsung oleh pihak yayasan.

Menurutnya kasus kekerasan di lingkungan sekolah dapat ditangani oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) yang dibentuk di setiap sekolah.

Sebelumnya pada Jumat (10/5) puluhan siswi yang merupakan taruni di SMA Terpadu Wira Bhakti tersebut melarikan diri dari asrama sekolah dengan alasan dugaan mendapat perundungan dari senior.

Salah satu orang tua siswi Sera mengatakan hal itu setelah menemui para taruni yang menumpang di salah satu rumah rumah siswi yang juga ikut melarikan diri.

Menurut keterangan puterinya yang merupakan salah satu taruni, mereka lari dari asrama sekolah sekitar pukul 02.00 WITA atau Jumat dini hari melalui tembok pagar lalu berjalan kaki ratusan meter sebelum akhirnya memesan jasa angkutan untuk pergi ke rumah orang tua salah satu rekannya.

"Menurut keterangan anak saya dan rekan-rekannya, mereka lari dari sekolah karena tidak tahan dengan tekanan atau perlakuan dari senior mereka," kata Sera.

Adapun perlakuan yang mereka alami kata dia, para siswi kelas 10 ini sering dihukum dengan cara duduk dengan posisi kaki dilipat ke samping dalam waktu yang cukup lama.

Perlakuan lain yang dialami para siswi yaitu, mereka diwajibkan harus bergerak cepat saat dipanggil atau diperintah oleh seniornya. Bahkan karena takut melanggar batas hitungan mundur yang ditentukan senior, salah seorang siswa terjatuh dari tangga hingga menyebabkan cedera serius pada bagian rahang.

Kepala Sekolah SMA Terpadu Wira Bhakti Marwan Potale mengatakan pihaknya telah mengambil langkah pencegahan dengan mengizinkan para taruni untuk kembali ke orang tua atau keluarganya masing-masing.

Pihak sekolah belum bisa mengambil kesimpulan terkait persoalan ini, karena para taruni masih diminta oleh orang tua mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Insya Allah hari Minggu atau Senin mereka diantar kembali ke sekolah oleh orang tuanya masing-masing. Mereka akan kita mintai keterangan untuk memastikan kejadian yang sebenarnya," kata Marwan.

Ia pun mengatakan langkah yang nantinya akan diambil oleh pihak sekolah pada persoalan ini, tergantung pada proses pemeriksaan terhadap para siswi. Namun begitu pihaknya berkomitmen secepatnya akan menyelesaikan persoalan ini secara profesional, dengan harapan kejadian serupa tidak terulang kembali.
Baca juga: KPAI sebut hak anak harus dilindungi dalam semua kasus anak
Baca juga: Kasus perundungan siswa, Polisi naikkan status ke penyidikan
Baca juga: Anggota DPR minta sekolah tindak tegas pelaku perundungan

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024