Meskipun begitu, kinerja ekonomi Amerika Serikat masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih tinggi daripada ekspektasi semula. Hal ini mendorong kembalinya ekspektasi suku bunga tinggi atau higher for longer Amerika Serikat menjadi menurun...
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dengan kinerja intermediasi yang kontributif, didukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat permodalan yang kuat di tengah ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik.

Dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) April 2024 secara virtual di Jakarta, Senin, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar​ menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional yang masih terjaga juga terjadi di tengah trajektori penurunan inflasi yang berada di bawah ekspektasi pasar sehingga menimbulkan tekanan di pasar keuangan internasional.

Mahendra menjelaskan, produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) melambat 1,6 persen dari kuartal ke kuartal dibandingkan sebelumnya yang tumbuh 3,4 persen. Ini merupakan penurunan terendah dalam dua tahun terakhir, disebabkan oleh peningkatan impor yang signifikan.

"Meskipun begitu, kinerja ekonomi Amerika Serikat masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih tinggi daripada ekspektasi semula. Hal ini mendorong kembalinya ekspektasi suku bunga tinggi atau higher for longer Amerika Serikat menjadi menurun. Artinya, ekspektasi maupun perkiraan terjadi pemotongan tingkat Fed Fund Rate dalam waktu dekat berkurang," kata Mahendra.

Baca juga: OJK perkuat pengawasan perbankan sejalan dengan standar internasional

Berbeda dengan The Fed, di lain pihak Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan Bank Sentral Inggris (Bank of England/​​BoE) dihadapkan pada dilema antara pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang masih tinggi di kawasan Eropa. Namun, pasar mengekspektasikan baik ECB maupun BoE akan memilih menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing.

Sementara di Tiongkok, rilis beberapa kinerja ekonomi di atas ekspektasi pasar meskipun masih terjadi pelemahan permintaan domestik sehingga pemerintah masih cenderung menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif.

Baca juga: OJK sampaikan sejumlah langkah jaga stabilitas sektor jasa keuangan

Pada perekonomian domestik sendiri, inflasi inti mengalami peningkatan yang mengindikasikan pemulihan permintaan dalam periode pemilu dan Ramadhan. Sektor manufaktur juga mengalami peningkatan kinerja, didorong oleh naiknya volume pesanan dan produksi baru.

Penguatan tersebut terefleksi dari peningkatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024 menjadi 5,11 persen dari tahun ke tahun dibandingkan pertumbuhan pada kuartal keempat 5,04 persen. Pertumbuhan terutama didorong oleh peningkatan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumahtangga (LNPRT) yang tumbuh 24,3 persen dan konsumsi pemerintah yang tumbuh 19,9 persen.

"Ke depan perlu dicermati potensi normalisasi pertumbuhan ekonomi seiring telah berakhirnya periode Pemilu dan Ramadhan dan di tengah berlanjutnya normalisasi harga kompetensi yang menekan pertumbuhan ekspor," kata Mahendra.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024