Jinan (ANTARA) - Lebih dari 600 varietas sayuran baru, termasuk mentimun, tomat, cabai, paprika ungu, dan terong, saat ini dipamerkan di Pameran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sayuran Internasional China (Shouguang) ke-25 di Kota Shouguang, Provinsi Shandong, China timur.

Banyak dari varietas itu telah beredar di pasaran dan tersedia untuk konsumen biasa berkat kemajuan teknologi sayuran di China yang memperluas cakrawala kuliner dan menawarkan lebih banyak pilihan bersantap di mana pun.

Salah satu sayuran yang menjadi sorotan khusus di pameran tersebut adalah varietas "mentimun pelangsing", yang sangat menarik perhatian pengunjung.

"Mentimun ini mengandung propanol diacid beberapa kali lebih banyak dibandingkan varietas biasa, yang membantu menghambat konversi gula menjadi lemak, sehingga disebut 'mentimun pelangsing'," kata Wakil Wali Kota Shouguang sekaligus Wakil Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Sayuran Shouguang di bawah Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS) Xu Tiemin.

Shouguang, salah satu basis produksi sayuran utama China, membudidayakan varietas mentimun baru itu di lahan seluas lebih dari 1.000 mu (sekitar 66,7 hektare), dengan hasil panen 10 ton per mu, menurut Xu. Dalam empat dekade terakhir, China telah membudidayakan 6.500 lebih varietas sayuran, dengan banyak varietas unggul yang mengalami peningkatan selama empat hingga lima generasi, menurut CAAS.

Di Shouguang, proporsi benih sayuran dalam negeri melonjak menjadi lebih dari 70 persen dari 54 persen pada 2010.

"Saat ini, varietas solanum yang dibudidayakan di Shouguang telah melampaui tingkat internasional dalam banyak aspek seperti hasil panen, rasa, serta ketahanan terhadap penyakit dan cuaca dingin," kata Presiden Shandong Shouguang Vegetable Seed Industry Group Liu Xinqing,

Pameran ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung itu juga menampilkan lebih dari 80 model penanaman sayuran serta lebih dari 100 teknologi, termasuk pertanian bergilir, pertanian pasang surut, sistem akuaponik, pertanian vertikal, dan pembudidayaan di luar angkasa.

Di salah satu ruang pameran, ditampilkan tanaman tomat yang tumbuh dengan akar yang terpapar di udara, tanpa terkena kontak dengan air atau tanah. Alat penyemprot mencairkan larutan nutrisi, yang kemudian disemprotkan langsung ke akar.

"Dibandingkan dengan penanaman tanah tradisional, penanaman aerosol dapat lebih mudah diterapkan dalam pertanian vertikal dengan pengoperasian otomatis, yang membantu mengurangi timbulnya penyakit dan hama sekaligus memaksimalkan pemanfaatan ruang rumah kaca," jelas Ma Zunjuan, seorang pekerja ruang ekshibisi di pameran tersebut.

Di ruang pameran yang sama, beberapa robot terlihat lalu-lalang di kebun tomat.

"Mereka melakukan penyerbukan bunga dengan bantuan teknologi seperti pengenalan visual dan pemosisian dan navigasi terintegrasi multisensor," kata Ma.

Di China, penerapan teknologi digital secara ekstensif di bidang pertanian membantu mengubah dan meningkatkan produksi pertanian, menyuntikkan momentum baru ke dalam modernisasi pertanian dan pedesaan.

Di Shouguang, teknologi digital dan peralatan cerdas banyak digunakan di rumah kaca sayuran, dengan tingkat penerapan Internet of Things (IoT) di rumah kaca baru melebihi 80 persen.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024