Moskow (ANTARA) - Menjelang lawatan kenegaraannya ke China selama dua hari, yang dimulai pada Kamis (16/5), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dalam sebuah wawancara tertulis dengan Xinhua bahwa Rusia dan China mendorong kemakmuran kedua negara melalui perluasan kerja sama yang setara dan saling menguntungkan di bidang ekonomi dan budaya.

Mengacu pada kerja sama praktis di bidang perdagangan dan ekonomi, Putin mengatakan bahwa perkembangan yang pesat terkait hubungan perdagangan Rusia-China menunjukkan imunitas yang kuat terhadap berbagai tantangan dan krisis eksternal.

Dalam lima tahun terakhir, perdagangan antara kedua negara telah meningkat dua kali lipat, urainya, sembari menuturkan bahwa China menjadi mitra dagang terbesar Rusia selama 13 tahun berturut-turut, dan pada 2023, Rusia menempati peringkat keempat di antara para mitra dagang China.

Lebih dari 90 persen transaksi antara perusahaan-perusahaan dari kedua negara diselesaikan dalam mata uang nasional mereka, kata Putin.

Putin menyatakan bahwa kedua pihak secara sistematis dan konsisten mengembangkan kerja sama strategis di sektor energi, serta mengupayakan proyek-proyek energi berskala besar baru.

Pasokan produk pertanian Rusia ke pasar China menunjukkan dinamika yang positif, sementara inisiatif dalam investasi dan produksi sedang diimplementasikan.

Selain itu, Putin menambahkan, koridor transportasi dan logistik antara kedua negara beroperasi dengan lancar dan terus berkembang.

"Saya yakin hubungan ekonomi Rusia-China memiliki prospek yang cerah," kata Putin.

"Kami akan berupaya menjalin kerja sama yang lebih erat di sektor industri dan teknologi tinggi, antariksa dan atom damai (peaceful atom), kecerdasan buatan, energi terbarukan, serta berbagai sektor inovatif lainnya. Kami akan terus mengupayakan penciptaan kondisi hukum dan organisasi yang menguntungkan terkait hal itu dan pengembangan infrastruktur transportasi dan keuangan," demikian Putin.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024