Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai layanan internet berbasis satelit, Starlink milik pengusaha Elon Musk, dapat membantu meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan di daerah pelosok Indonesia.

“Dengan adanya starlink, komunikasi di daerah terpencil akan sangat bagus,” kata Luhut di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Rencananya, layanan internet tersebut akan diluncurkan Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk di sela World Water Forum (Forum Air Dunia/WWF) ke-10 di Nusa Dua yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024.

Luhut menilai kehadiran layanan internet berbasis satelit itu memegang peranan penting mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang belum terjangkau internet.

Ada pun daerah yang minim jangkauan internet itu, lanjut dia, di antaranya bagian selatan Jawa, Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan bahkan di Bali juga ada beberapa wilayah yang belum terjangkau internet dengan optimal.

Baca juga: Presiden Jokowi dan Elon Musk akan resmikan layanan Starlink di Bali

Ia mengungkapkan pelaku usaha internet di dalam negeri yang lebih dulu beroperasi, perlu berkompetisi dan menghadirkan layanan lebih baik, menyikapi hadirnya layanan internet berbasis satelit atau satellite low earth orbit.

“Semua kan harus kompetisi,” ucapnya.

Luhut juga menyatakan bahwa dari sisi tarif juga lebih murah. Namun tidak memberikan rincian tarif layanan internet berbasis satelit itu.

Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan layanan internet satelit itu akan lebih banyak menjangkau area yang selama ini memiliki tantangan geografis dan belum terjangkau penyelenggara jasa internet (PJI) lokal.

Ia menambahkan status perizinan saat ini sudah memenuhi uji laik operasi (ULO) yang artinya sudah memiliki izin sebagai penyelenggara telekomunikasi di Indonesia.

Budi juga memastikan kehadiran pendatang baru itu tidak merusak ekosistem PJI lokal yang sudah terlebih dahulu beroperasi di Indonesia.

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024